banner-detik
SELF

Philips Menyelamatkan Calon Ibu dengan Teknologi

author

affi22 Dec 2014

Philips Menyelamatkan Calon Ibu dengan Teknologi

Saat kita hamil, pergi ke dokter dan memeriksakan kandungan dengan mesin Ultrasound merupakan sesuatu yang biasa ya. Bahkan saat kandungan sudah mencapai usia 26 - 30 minggu, kita juga bisa melihat janin kita di dalam perut lewat ultrasound 4D, sehingga semua kondisi yang berpotensi membahayakan si janin dan ibu bisa diantisipasi. It's so easy that we almost take it for granted, right?

Padahal masih banyak para calon ibu di Indonesia, dan juga di belahan dunia lainnya, yang sama sekali tidak mempunyai akses ke fasilitas kesehatan seperti ini. Boro-boro USG, kadang-kadang rumah sakit atau puskesmas pun tidak ada di desa mereka. Ini juga salah satu alasan mengapa tingkat kematian ibu dan anak di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu 359 per 100,000 kelahiran. Baru-baru ini Tempo merilis data dari Global Burden Disease 2013 yang menyatakan bahwa dalam satu jam, satu orang Ibu di Indonesia meninggal dalam kondisi hamil atau melahirkan. Sedih banget kan, Mommies!

Tentunya hal ini merupakan peer yang besar untuk Menteri Kesehatan kita yang baru dan pastinya ini bukan pekerjaan yang enteng. Namun satu hal yang jelas, fasilitas dan teknologi medis yang kita nikmati saat ini di kota-kota besar, harus juga bisa diakses oleh para ibu yang ada di daerah terpelosok.

Rupanya hal ini menjadi salah satu perhatian Philips, perusahaan teknologi asal Belanda, yang baru-baru ini kota kelahirannya saya kunjungi. Pada saat acara Philips Innovation Experience di Eindhoven, CEO Philips, Frans van Houten, mengatakan bahwa inovasi sudah merupakan dan akan selalu menjadi "jantung" dari perusahaan Philips. Di acara Innovation Experience ini mereka ingin menunjukan bagaimana mereka bisa mendobrak berbagai batasan untuk menciptakan produk dan jasa yang benar-benar membantu meningkatkan kualitas hidup orang banyak.

Pernyataan ini tidak berlebihan kok. Karena dari sekian banyak produk yang dipamerkan hari itu, ada beberapa yang saya rasa bisa menjadi solusi untuk masalah kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Bahkan salah satunya udah diterapkan di Indonesia. Tidak heran mengapa Philips tahun ini memutuskan untuk membagi perusahaannya ke dalam dua jenis yaitu HealthTech dan Lighting solutions, karena mereka menganggap langkah ini dianggap mampu menajamkan lagi kekuatan inovasi mereka, terutama di pasar yang growing seperti negara kita ini.

Apa aja sih inovasinya?

VISIQ

evoluon2

Saya cukup ternganga melihat produk yang satu ini. Ternyata, mesin ultrasound yang besar dan "bulky" yang saya lihat di ruangan dokter kandungan, bisa dibikin sekecil ini! Yup, VISIQ adalah alat ultrasound portable berukuran mini yang mampu menghasilkan gambar dengan kualitas sama seperti ultrasound berukuran normal. Dilengkapi dengan wifi dan tersambung ke tablet melalui USB, VISIQ dengan mudah dapat digunakan di mana saja: mulai dari ruang operasi sampai daerah-daerah terpencil. Lewat alat ini, para bidan atau petugas medis bisa memonitor kondisi janin di dalam rahim calon ibu, yang artinya komplikasi kehamilan dapat terdeteksi dengan cepat dan calon ibu bisa mendapatkan perawatan yang sesuai. Saat ini dikembangkan, 5 generasi mock-up alat ini diuji coba di berbagai negara seperti Uganda, India, Jerman, Amerika Serikat, Cina, Kenya dan Indonesia.

Selanjutnya: MoM, apa itu?

MoM

Philips MoM

Mirip dengan VISIQ, inovasi Philips yang satu ini juga merupakan teknologi yang mampu menghubungkan ibu hamil di desa kecil ke pusat pelayanan kesehatan. Namanya adalah MoM, singkatan dari Mobile Obstetrical Monitoring, dan teknologi ini menggabungkan antara ultrasound serta fetal monitor, sehingga mampu memantau kondisi kesehatan ibu hamil dengan lebih baik lagi. Sejak bulan Desember tahun 2013, Philips sudah mengimplementasikan MoM bekerjasama dengan group rumah sakit Bundamedik. Para bidan yang ada di daerah-daerah mempunyai akun untuk mengumpulkan data-data kesehatan ibu hamil. Karena program ini terintegrasi dengan telepon selular atau komputer, bidan bisa mengirimkan data-data tersebut secara cepat dan mudah kepada dokter di rumah sakit. Hasilnya? Dari 665 calon ibu yang mendapatkan layanan ini dan diperiksa, 60 di antaranya dideteksi mengalami kehamilan beresiko tinggi. Di video di bawah ini, kita bisa melihat pengalaman Ibu Yetti, yang berhasil melahirkan bayinya dengan selamat berkat aplikasi Mom. This is truly a life-saving technology!

Rasanya cukup adem ya Mommies, mengetahui bahwa sudah banyak solusi tepat guna yang bisa menyelamatkan calon ibu dan anak di Indonesia. Semoga saja pemerintah yang baru bisa memanfaatkan inovasi semacam ini dan tingkat kematian ibu dan anak akan mampu diturunkan. Amin!

PAGES:

Share Article

author

affi

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan