banner-detik
PARENTING & KIDS

I Love You, Mom

author

adiesty22 Dec 2014

I Love You, Mom

Kebayang nggak bagaimana perasaan kita ketika si kecil mengucapkan kata “I Love, Mom?”

Pasti meleleh, ya.

Mother_and_daughter

Setelah jadi Ibu, saya tahu benar bagaimana rasanya ketika anak kita mengucapkan kalimat sakti ini. Kenapa saya bilang sakti, ya, karena kalimat ini nggak hanya sebatas ungkapan ekspresi bagi yang mengatakan tapi juga mampu membuat yang menerima ungkapan ini jadi bahagia.

Selain morning hug, setiap hari saya memang membudayakan untuk bilang I love you ke Bumi. Harapannya, anak lanang saya ini belajar untuk bisa mengekspresikan apa yang ia rasakan. Dengan begitu, ketika sudah besar Bumi nggak perlu merasa segan untuk bilang I love you ke saya ataupun ke bapaknya.

Belajar dari pengalaman sendiri, setelah dewasa saya termasuk orang yang jarang sekali bilang I Love you ke mama saya. Bahkan, kalau ditanya kapan terakhir bilang, saya saja sampai lupa. Entah kenapa, saya lebih sering mengekspresikan rasa sayang ke orangtua khususnya Mama lewat bahasa non verbal. Membelikan makanan kesukaan beliau, atau membelikan barang yang memang beliau sedang butuh. Sementara saya lupa untuk bilang langsung, I Love You.

Padahal menurut Roslina Verauli, MPsi, efek mengungkapkan kalimat I Love you ini memberikan efek bahagia bagi kedua belah pihak, baik pemberi maupun penerima dalam hubungan keluarga. "Dari perspektif psikologi positif, perasaan dicintai dan kehangatan keluarga memberikan perasaan positif terhadap diri yang mendatangkan perasaan bahagia secara emosional.”

Psikolog anak dan keluarga ini juga bilang kalau pernyataan cinta anak kepada orangtua secara verbal memberikan dampak kebahagiaan emosional yang kuat pada orangtua, laksana sebuah penghargaan. Ungkapan cinta ini bahkan mampu meningkatkan perasaan berharga dan mendukung orangtua dalam melewati masa transisi di usianya.

Duuuh.... jadi menyesal kenapa sekarang ini saya terlalu pelit untuk bilang I love you ke mama saya.

Rupanya, kondisi yang saya alami juga banyak dialami masyarakat Indonesia. Mengungkapan ekspresi kasih sayang lebat verbal ini kurang kurang membudaya di Asia, khususnya Indonesia. Fakta ini dipaparkan Mbak Vera yang mengatakan kalau ada sebuah penelitian yang menyebutkan kalau di Asia, khususnya Indonesia, ekspresi sayang lebih banyak disampaikan melalui ekspresi non verbal daripada mengungkapkan langsung secara verbal “I Love You”.

Lalu bagaimana caranya, ekspresi kasih sayang dengan bilang I love you ini membudaya di rumah? Lihat di halaman berikut, ya.

mother-daughter-relationshipMenurut Mbak Vera, hal ini tentu tergantung dari kita sebagai orangtua. “Peran ibu dalam pengasuhan sudah ada sejak awal kehidupan agar kelak seorang anak dapat tumbuh dan berkembang optimal menjadi pribadi mandiri dan berfungsi secara efektif. Sayang, ketika anak memasuki usia remaja dan dewasa, yakni usia 18 tahun hingga 45 tahun, pola hubungan anak terhadap orang tuanya mengalami perubahan. Anak secara alamiah menjadi lebih dewasa sehingga peran orang tua seolah usai.”

Benar juga nih apa yang dibilang Mbak Vera. Kalau mau dirunut ke belakang, sepertinya saya mulai enggan mengucapkan kalimat I love you ke Mama ketika saya meranjak dewasa. Di mana saat remaja saya sudah mulai asik menikmati dunia baru. Terlebih waktu itu kan lagi masa-masanya mengenal cinta monyet. Sejak saat itu saya merasa begitu kaku untuk bilang I love you ke Mama. Sedangkan bilang I Love ke pacar ataupun teman dekat, mudah banget.

Belajar dari pengalaman sendiri, tentu saja saya nggak mau kondisi ini terulang. Maunya jika Bumi sudah masuk dalam tahapan dewasa, hubungan kami nggak akan pernah terputus, untuk mengungkapkan pernyataan cinta lewat kata-kata I Love you, pun Bumi nggak perlu sungkan.

Untuk itu, Mbak Vera menyarankan agar menghilangkan budaya hierarki di rumah. Hal ini dikatakan Vera biasanya terjadi di keluarga yang masih berpegang pada nilai-nilai dan tradisi tradisional, di mana orangtua harus dihormati sehingga benih membudayakan perasaan cinta tidak dipupuk sejak awal.

"Power distance adalah hal yang membedakan anak dan orangtua secara vertikal. Dengan begitu, akan menumbuhkan jarak, khususnya pada ayah dan anak. Pembagian peran yang kaku dalam anggota keluarga juga akan membuat power distance semakin tinggi. Hal ini membuat ekspresi verbal antara anak dan orangtua menjadi sulit terungkapkan," tambahnya.

Tapi bagaimana dengan saya yang sudah terlanjur merasa sungkan bilang I Love you ke orangtua sendiri khususnya pada mama?

Untuk urusan yang satu ini, Mbak Vera menyarankan supaya kita berani memulai untuk ungkapkan rasa sayang. Jika kita sudah terbiasa, tentu nggak perlu lagi merasa canggung. Apalagi kalau ingat sebenarnya ungkapan rasa sayang yang terpendam lama justru akan menekan perasaan dan ketika disampaikan maka akan mudah terharu.

“Itu dia sebabnya, apapun bentuk perasaan cinta apalagi cinta ke orangtua jika tidak diungkapkan maka efeknya nggak bagus, harus segera diungkapkan. Itu adalah sebuah emosi yang nggak perlu ditahan-tahan," ungkap Mbak Vera.

Mengingat hari ini adalah Hari Ibu, rasanya tepat sekali kalau dijadikan momentum merayakan kembali cinta seorang anak yang sudah memasuki “gerbang kedewasaan”. Saya memang harus berani untuk memulai (lagi) bilang I Love you ke mama. Ahh... jadi kangen, Mama!

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan