Ajari Anak Bentuk Kebahagiaan Yang Lain

Parenting & Kids

kirana21・01 Dec 2014

detail-thumb

Pernahkah bertanya pada anak, apa yang membuat mereka bahagia? Jawabannya bisa sesuai harapan seperti jawaban anak saya, atau yang di luar perkiraan dan agak-agak miris seperti nilai dan peringkat di sekolah.

mom_checking_homeworkTanpa kita sadari saat tiap hari kita tanya tentang PR dan ulangan anak di sekolah, kita menanamkan bahwa itu yang penting. Apalagi raut muka kita yang puas dan senang saat anak mengatakan nilainya bagus, akan diterjemahkan anak bahwa ia akan membahagiakan orangtuanya kalau prestasinya bagus. Benarkah nilai dan prestasi yang ingin Mommies jadikan ukuran kebahagiaan anak? :).

Menurut mbak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog yang menjadi salah satu narasumber pada talkshow interaktif bertajuk “Aksi 5 Menit  Biasa  Berbagi”, salah satu sumber kebahagiaan yang kadang luput dari keseharian orang-orang zaman sekarang adalah berbagi. Pernah merasakan semburat hangat saat melihat apresiasi orang yang menerima pemberian kita?

Pada penelitian terpisah yang dilakukan oleh University of California, Riverside, diungkapkan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kebahagiaan seseorang dapat diraih dengan melakukan kebaikan, membantu orang lain, dan saling berbagi dengan sesama. Berbagai kegiatan serupa diyakini dapat meningkatkan emosi, pikiran dan perilaku positif yang kemudian menciptakan perasaan bahagia.

Bagaimana caranya?

sharing-earphones-500wide*Gambar dari sini

Sayangnya saat ini jangankan belajar berbagi, berinteraksi langsung saja sudah jarang. Semua muka tertanam di gadget masing-masing, termasuk muka anak-anak. Hal tersebut tanpa disadari ternyata turut berkontribusi dalam menciptakan sikap individualisme dan ketidakmampuan berempati pada anak yang berpotensi melemahkan semangat berbagi. Padahal berbagi salam, berbagi senyum juga sudah berbagi, kan.

Melihat hal tersebut, Save a Teen berinisiatif untuk mengajak keluarga dan remaja Indonesia untuk berpartisipasi menjadi “Generasi Berbagi” atau generasi yang memiliki rasa empati dan kepedulian kepada sesamanya. “Save a Teen mengajak keluarga Indonesia untuk melakukan ‘Aksi 5 Menit Biasa Berbagi’ sebagai langkah awal orangtua untuk menanamkan kebiasaan berbagi pada anak dan remaja sejak dini,” ujar Imran Razy, Fundraising Manager Putera Sampoerna Foundation yang menjadi perwakilan dari Save a Teen.

Nah, sekarang, bagaimana cara mudah (belajar) berbagi? Nggak harus selalu berbagi materi atau sesuatu yang mahal, lho. Bisa juga seperti:

  • Ajarkan anak menyapa orang yang sehari-hari bertemu seperti satpam atau OB di sekolah, sambil sebut namanya. Ajarkan anak untuk berbagi senyum.
  • Beri contoh pada anak untuk memikirkan orang lain. Perhatian pada teman, terutama yang sakit atau dalam kesulitan.
  • Saat ada teman atau gurunya sakit atau berulang tahun, ajak memilih kado, oleh-oleh, atau membuat kartu ucapan pribadi. 
  • Contohkan kepekaan dan spontanitas membantu saat ada orang atau teman yang memerlukan. Misalnya saat guru membawa banyak buku, teman yang repot membawa tugas kelompok, dsb.
  • Saat bepergian, ajak anak melihat dan memperhatikan sekeliling. Orang berlalu lalang, rumah-rumah kumuh, gedung-gedung, dsb. Dari situ kita bisa bercerita ada apa saja disana.
  • Ajar dan contohkan juga pada anak-anak untuk lebih baik diam bila tidak bisa berkata yang baik. Kadang kita cuma ingat berkata yang baik, padahal kadang diam ketimbang berkata yang tidak baik sebetulnya juga salah satu bentuk berbagi kebaikan.
  • Mommies ada kiat lain untuk berbagi dan mengajarkan atau membiasakannya pada anak-anak?