Sorry, we couldn't find any article matching ''
9 Buku Yang Harus Dimiliki Remaja!
Kemarin Putri sudah bercerita bagaimana dirinya bisa belajar dari komik yang sering ia baca. Even more, Putri bilang bahwa sebagian besar waktunya saat remaja dihabiskan dengan membaca komik. Kalau masa remaja saya adalah kebalikannya. Saya tidak kenal komik. Saya sangat akrab dengan buku tanpa gambar.
*Gambar dari sini
Mungkin karena latar belakangnya sama, ya, dengan Putri. Sebagai anak seorang dosen, pemandangan rumah memiliki rak penuh dengan buku adalah hal yang biasa. Bapak juga menyediakan fasilitas ensiklopedia pengetahuan dan agama, jika saya dan adik bertanya tentang sesuatu, beliau biasanya mengajak kami mencari jawabannya di buku. Bukunya berupa teks semua. Gambar pendukung hanya ilustrasi seadanya ala ensiklopedia dan Bapak tidak pernah memperkenalkan saya dengan komik.
Saya juga sampai di rasa "Ruang baca is my sanctuary!", pokoknya kalau sedang sedih, saya memilih untuk duduk di ruang baca dan mencari sesuatu untuk dibaca. Menenggelamkan diri dalam imajinasi yang dibangun ketika membaca membuat saya bisa membaca habis satu buku dalam sekali baca. Saya tidak mempunyai masalah jika harus membaca di mobil. Tidak pernah merasa pusing walau tiba-tiba harus memakai kacamata. Tahu nggak kenapa momen belanja bulanan selalu ditunggu? Karena selesai ibu belanja keperluan rumah, kami akan menuju ke toko buku, dan kami boleh belanja buku sesukanya.
Saya tahu komik dari teman-teman sewaktu SMP. Saat itu kami sedang pergi ke toko buku bersama. Terbiasa langsung ke deretan buku cerita, saya berpisah dengan gerombolan teman yang terpaku pada deretan komik jepang. Akhirnya saya iseng membeli komik Sailor Moon yang berwarna. Ketika pulang, Bapak tanya beli buku apa tadi. Saya menunjukkan komik tersebut, lalu Bapak diam sesaat dan berkomentar singkat, "Belinya komik?" :|
Saya menulis ini juga karena saya sedih, loh, hahahaa. Di saat teman-teman suka ramai bernostalgia membicarakan tokoh komik favorit macam Candy-Candy, Mari-Chan, dan lainnya, saya tidak bisa mengingat dengan jelas momen-momen terbaik dari cerita tersebut karena saya hanya membaca selewat di sekolah, itupun meminjam teman. Karena menurut saya, komik ini menyenangkan, kok. Terbukti dengan satu seri komik Sailor Moon yang saya miliki. Saya simpan dengan baik, karena seperti harta karun, kan, beli komik sekali-kalinya. Oh iya, saya juga tidak membaca komik dari Amerika, seperti Marvell misalnya. Alasannya? Bosan bacanya, selalu ketiduran, dan harusnya superhero itu lebih ganteng daripada yang seperti di gambar, haha.
Nah, apakah tidak pernah membaca komik ini berpengaruh pada kualitas diri? Lihat di halaman selanjutnya, ya.
*Gambar dari sini
Ini saya nggak tahu, saya coba mencari referensi untuk hal ini juga nggak ketemu. Namun yang pasti, karena terbiasa membaca buku tanpa gambar, imajinasi saya rasanya terasah. Bahkan sering kecewa kalau ada buku yang kemudian dijadikan film, namun yang ditonton tidak sesuai khayalan selama ini. Daya khayal tinggi, lah!
I think my father had big deal with this habit. Mungkin, ya, karena di rumah memang tidak ada yang pernah memegang komik, jadi kami semua tidak terbiasa menikmati komik. Mungkin juga Bapak dan Ibu memang berencana membesarkan anak yang cinta sama buku. Dan menurut saya cukup berhasil. Saya bisa membaca buku kapanpun, di manapun. Di kapal saat menyeberangi pulau, bisa. Di mobil untuk mengisi waktu di perjalanan, juga oke. Mau tidur pun harus baca buku dulu. Pokoknya ke manapun saya harus membawa satu buku dalam tas. Dan ketika kuliah, saya tidak pernah merasa kesulitan membaca banyak buku untuk referensi studi. Buku saya sering dipinjam dan dikopi, biasanya mereka bilang "Ki, pinjem buku lo, dong! Enak bacanya, udah distabiloin dan ada label tag di halaman-halaman yang penting. Nggak usah baca semuanya.."
Nah, sama kayak Putri, suka baca buku ini bikin saya jadi remaja yang banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk menyelesaikan bacaan. Kadang suka kesal juga kalau sudah beli banyak buku untuk menjadi teman saat libur sekolah, eh, malah disuruh ikut les ini dan itu. Kata Bapak "Baca bukunya bisa jalan terus, selama perjalanan menuju tempat les, pas pulang dari les, atau pas nunggu kelas mulai, Kak!" Iya, sepertinya Bapak dan Ibu memang ingin menumbuhkan rasa cinta membaca sejak dini. Alhamdulillah, caranya mulus, jadi saya nggak merasa terpaksa bahkan saya selalu suka aroma buku hingga saat ini.
Oh ya, karena terlalu dipercaya, kadang ibu sudah tidak melakukan screening buku yang ingin saya beli (biasanya ibu baca sinopsis di bagian belakang buku dan melihat genrenya). Pernah kecolongan, nih, saya beli novel Judy Blume, judulnya Forever. Di bagian belakang buku hanya diceritakan soal kisah cinta pertama Katherine, how to deal with it. Di bagian parental guidance, tertulis untuk 13 tahun ke atas. Pas udah beli dan malamnya saya baca, ternyata isinya ada soal berhubungan seks. Hahahaha, wah, malam itu saya deg-degan banget. Untuk anak yang nggak gaul, baca buku begini tanpa edukasi seks yang mumpuni bikin saya penasaran. Dan ini kan buku isinya teks saja, ya. Pasti tahu, deh, bagaimana kata demi kata dirangkai jadi kalimat untuk menjelaskan bagaimana Katherine hampir melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya, namun akhirnya tidak jadi for several good reasons. Tanpa gambar sama sekali, imajinasi melanglang buana-lah. Malam itu, setelah selesai membacanya, saya menyimpan si buku dalam laci yang meja belajar paling bawah, di bagian paling belakang.
Anyway, saya jadi mengingat-ngingat judul buku favorit ketika masih duduk di bangku SMP dan SMA. Mungkin mau bernostalgia atau sedang mencari buku untuk anak remajanya, kan?
Selanjutnya: 9 buku favorit yang saya rekomendasikan untuk remaja Mommies!
The Baby-Sitters Club Series (Ann M. Martin)
*Gambar dari sini
Ada 62 buku yang saya baca dari serial The Baby-Sitters Club. Karakter utamanya Kristy, Claudia, Mary-Anne, Stacey, Jessica, Abby, Mallory, Logan, Shannon, dan Dawn, yang berkumpul dan membuat bisnis jasa Baby Sitter. Isu tentang remaja saja, jadi berasa punya masalah yang sama kan?
The Sweet Valley Series (Francine Pascal)
*Gambar dari sini
Diawali dengan membaca Sweet Valley Twins, lalu lanjut Sweet Valley Jr. High, dan pas SMA akhirnya bisa baca Sweet Valley High. Drama remaja yang tokoh utamanya adalah si kembar Jessica dan Elizabeth Wakefield yang tinggal di daerah Sweet Valley, California.
Goosebumps Series (R.L Stine)
*Gambar dari sini
Satu-satunya buku horor yang saya punya dan baca. Pertamanya baca punya teman, pas tahu kalau kita bisa menentukan alur cerita, buku ini jadi salah satu favorit, walau bacanya nggak pernah di malam hari, haha!
Temukan sisa judul buku yang direkomendasikan di halaman selanjutnya, ya!
Roald Dahl's Books
*Gambar dari sini
Kesukaan hingga sekarang adalah matilda dan Fantastic Mr. Fox, tapi semua buku Roald Dahl yang saya miliki lebih dari 20 judul bagus semua.
Judy Blume's Book
*Gambar dari sini
Nah ini! Hahaha akibat ngefans banget sama Judy Blume, kebablasan beli novel yang ada soal Pre-Marital Sex-nya. Kalau dari sederetan buku Judy Blume yang saya suka, tentunya Are You There God? It's Me, Margaret dan Tales of a Fourth Grade Nothing merupakan favorit saya. Judy Blume memang terkenal vulgar kalau menulis. Tapi karena kejujurannya ini soal isu remaja, saya jadi bisa berdiskusi banyak dengan Bapak, walau tetap nggak jujur soal buku yang berjudul Forever itu, hihi.
Chicken Soup for the Teenage Soul
*Gambar dari sini
Well well, should I say something more about this book? Self healing banget, ya? Hahaha membaca pengalaman orang memang menyenangkan, kan? :))
Amelia's Notebook (Marissa Moss)
Wah ini! Inspirasi untuk membuat Diary lebih ciamik. Saya juga jadi mulai suka doodling sejak membaca Amelia's Notebook. Reading this book is like reading somebody's else secret. Menyenangkan, kan? :p
Itu saja? Dua buku yang paling saya sukai ada di halaman selanjutnya!
Girl Talk Series (L.E Blair)
*Gambar dari sini
Rowena a.k.a Randy, Allison, Sabs, dan Katie adalah empat tokoh utama di serial buku remaja ini. Settingannya ada di Acorn Falls, Minnesota, bercerita soal serunya hidup di jaman SMP. Totalnya da 45 buku, I have all of them. Most favorit character is Allison, anak keturunan Indian Amerika yang suka sama Billy Dixon!
The Sisterhood of the Traveling Pants (Ann Brashares)
*Gambar dari sini
Waktu pertama kali baca buku ini, saya iri, deh, dengan pertemanan 4 anak remaja ini. Because some friends just fit together, dan ini dibuktikan dengan satu celana yang cukup untuk dipakai oleh mereka ber-empat. Lena, Tibby, Bridget, dan Carmen punya kepribadian masing-masing yang unik. Mereka juga punya masalah masing-masing, tapi persahabatan yang sehat membuat mereka mampu melewati masa remaja yang terkadang terasa sulit.
--
Wah, sebetulnya masih banyak bacaan lainnya. Tapi sepertinya 9 ini yang paling favorit. Masih teringat dulu menghabiskan waktu di kamar atau bale-bale belakang rumah sambil membaca buku dan kemudian cemberut jika ada suara yang memanggil nama dengan kencang. Membuyarkan khayalan saja! :p
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS