banner-detik
SHOPPING

Mayestik, Pasar Kesayangan Keluarga

author

adiesty03 Oct 2014

Mayestik, Pasar Kesayangan Keluarga

Jauh sebelum mengenal Pondok Indah Mall, Plaza Indonesia, Senayan City, Grand Indonesia, atau mal lain yang mentereng di Jakarta,  tongkrongan yang paling saya suka adalah Pasar Mayestik, hahaha. Bisa dibilang saya sudah menganggap pasar yang berada dibilangan Kebayoran Baru ini seperti mal. Ya, habis gimana, dong... pasar Mayestik ini memang serba ada. Mau belanja sayuran, ada. Daging  atau ikan-ikan yang segar, melimpah. Mau belanja kosmetik ataupun baju di sini juga ada! Saya masih ingat, zaman masih SD saya paling senang diajak Mama ke sini. Apalagi kalau diajak ke Esa Genangku dan diizinkan membawa baju atau mainan incaran. Bahagia banget!

Perkenalan saya dengan pasar Mayestik ini memang sudah dari zaman baheula. Kalau kata Mama saya, pasar ini memang sudah lama berdiri, bahkan jauh sebelum saya lahir.  Kalau katanya Wikipedia, salah satu pusat perdagangan di Jakarta Selatan sudah hadir sejak tahun 1950-an. Walaupun umurnya sudah cukup tua, tapi pasar ini tetap nyaman kok untuk dikunjungi. Soalnya tahun 2010 kemarin, pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru saja melakukan peremajaan Pasar Mayestik

Sebenarnya banyak sekali alasan kenapa saya suka banget ke Pasar Mayestik.  Di antaranya karena beberapa hal di bawah ini.

Pasar yang nyaman dan bersih

mayestik1

Seperti yang saya sebutkan di atas, pasar Mayestik ini sangat lengkap. Semua kebutuhan rumah tangga rasanya nyaris bisa ditemukan di sini. Termasuk kebutuhan pokok harian rumah tangga yang bisa ditemukan di pasar tradisionalnya. Salah satu yang bikin saya suka ke pasar mayestik adalah kondisi pasar tradisionalnya yang bersih dan nyaman. Bahkan, kalau mengajak Bumi ke sini, dia terlihat anteng. Selain itu, menurut Mama saya yang doyan masak, barang-barang (baca: daging, ikan, ayam) yang dijual di sini kualitasnya lebih bagus dan segar ketimbang di pasar lainnya. Bahkan sampai sekarang kalau saya beli ikan atau daging di swalayan, Mama masih sering bilang, "Kenapa nggak beli di Mayestik aja, sih, Dis? Pasti jauh lebih seger."

Ada apa lagi di Mayestik yang bikin saya jatuh cinta? Lihat di halaman selanjutnya!

Wisata kuliner

Sebagai mahluk Tuhan yang doyan makan, alasan lain yang bikin saya senang dengan Pasar Mayestik adalah di sini surganya makanan. Mulai dari jajanan hingga makanan besar yang enak bisa ditemukan di setiap sudut Pasar Mayestik. Kalau saya lagi ke sini, jajanan yang wajib dibeli adalah kue ape atau kue cubit. Sementara untuk jajanan enak yang nggak boleh dilewatkan tentunya sate ayam di depan toko Sepatu Bata.

Mau makanan yang lebih 'berat' lagi? Coba saja makan di Rumah Makan Padang Sepakat. Gajebo, tunjang, gulai ayam, ayam bakar, dan gulai otak yang dijual disini benar-benar enak. Kalau nggak ingat kolesterol yang bakal naik, setiap ke sini bisa nambah dua piring, hahahaha. Buat penikmat mie, kalau ke sini juga wajib nyobain Bakmie Boy. Tekstur mie yang kenyal ditambah lagi dengan kuah yang gurih pasti bikin ketagihan.

mayestik2

mayestik

Berburu Bahan

mayestik3

Sejak dulu saya paling senang bikin baju sendiri, khususnya bikin celana, sih. Selain biar nggak terlalu pasaran, saya memang sering kesulitan nemuin celana yang pas, *hiks *balada punya badan gendut. Makanya, tiap Pasar Mayestik, nggak afdol rasanya kalau nggak ke toko bahan. Kalau awalnya cuma mau liat-liat aja, pasti pulangnya bawa belanjaan. Apalagi kalau ke Toko Fancy. Toko bahan ini benar-benar bisa bikin saya kalap belanja bahan! Koleksi bahan katun, chiffon, jeans motif, ataupun bahan brokat-nya benar-benar melimpah. Enaknya lagi, di sini juga sering ngadain sale :D

Kalau ngomongin Pasar Mayestik, sepertinya tiga hal di atas yang bikin saya senang bolak balik ke sana. Dan sepertinya, pasar ini sudah jadi pasar kesayangan keluarga besar saya. Setelah Mama berhasil bikin saya kepincut dengan pasar ini, sekarang Bumi juga senang banget kalau di ajak ke sini. Apalagi kalau diajak makan sate :D

 

 

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan