Ulang Tahun Tanpa Tiup Lilin

Parenting & Kids

adiesty・09 Sep 2014

detail-thumb

B

Sebenarnya di keluarga besar saya, sama sekali nggak pernah ada tradisi meniup kue ulang tahun. Pun keluarga suami. Tapi setelah punya Bumi, saya malah jadi punya kebiasaan baru dengan membelikan kue ulang tahun setiap hari kelahirannya. Itupun hanya sekedar tiup lilin, tanpa perayaan besar apapun. Paling tidak hal ini sudah saya lakukan ketika ulang tahun Bumi yang pertama, ke-2 dan ke-3.  Sedangkan saat ulang tahun Bumi yang ke-4 tahun, 19 Mei lalu, saya dan suami justru memutuskan untuk merayakan ulang tahun tanpa tiup lilin.

Memang, sih, sempat terbersit untuk merayakan ulang tahun Bumi di sekolahnya. Apalagi kalau mengingat hampir sebagian teman sekolahnya Bumi merayakan ulang tahun di kelas. Saking seringnya mendapat undangan, saya pun sampai memutuskan untuk stok kado.  Biar nggak perlu repot bolak balik cari hadiah.

Pernah, suatu kali saat mengantar Bumi ke sekolah, ada salah satu orangtua dari temannya Bumi yang bertanya, "Kalau Bumi ulang tahunnnya kapan, Mbak? Nanti dirayain di sekolah dan tiup mau tiup lilin nggak? Kalau dirayain di sekolah, pasti Bumi senang, deh.” Berhubung saya memang belum ada rencana apa-apa, saya pun cuma bisa menjawab, "Belum tahu, Mbak... inshaAllah kalau ada rezekinya.”

Yah, sebagai orangtua, siapa sih yang nggak mau melihat anaknya bahagia? Tertawa lepas saat meniup kue ulang tahunnya? Tapi, apakah ulang tahun anak perlu dirayakan? Memang, sih, boleh dibilang merayakan ulang tahun merupakan salah satu ungkapan rasa syukur atas bertambahnya umur serta rejeki yang sudah diberikan untuk anak kita. Tapi sebenarnya nggak ada aturan yang mewajibkan kalau ulang tahun harus ulang tahun harus dirayakan dengan meniup kue ulang tahun kan? Terlebih sampai menggelar pesta besar-besaran.

Makanya tanggal 19 Mei kemarin, saat Bumi ulang tahun yang ke-4, saya dan suami sama-sama sepakat untuk tidak membelikan Bumi kue ulang tahun, jadi tidak ada acara tiup lilin. Gantinya, kami mengajak Bumi mengunjungi ke Taman Safari. Kebetulan anak saya ini memang lagi senang dan belajar tentang binatang buas yang ada di Indonesia.

Taman Safari

Lucunya, saat saya dan suami mengucapkan selamat ulang tahun sembari berdoa dan mecium ke dua pipi Bumi, anak saya ini langsung bertanya, "Kok, Bumi nggak tiup lilin, bu?" Kesempatan ini pun akhirnya kami gunakan untuk menjelasakan makna dari ulang tahun. Ulang tahun bukan berarti harus tiup lilin dan potong kue, yang paling penting harus berterima kasih karena sudah diberikan nikmat sehat.

Biar bagaimana pun, anak balita seperti Bumi kan memang rasanya belum paham makna ulang tahun. Buktinya, nih, beberapa kali mengikuti ulang tahun temannya Bumi, saya justru melihat kalau sang Ibu yang antusias dan heboh. Sementara anaknya, sih, cuek dan memilih bermain di area playground. Bahkan ada loh, salah satu temannya Bumi yang nggak mau tiup lilin dan membagikan goodie bag untuk teman-temannya. Waktu dipanggil sama ibunya, dia malah teriak... "Aku mau main aja, ah, Ma..." :D

Jadi saya pikir, memang ulang tahun anak nggak perlu dirayain setiap tahun. Malah kalau bisa, saat kita merayakannya, berbarengan dengan perayaaan momen khusus lainnya. Misalnya, saat anak sedang berprestasi. Yah... hitung-hitung buat reward si kecil. Pada dasarnya, saya memang tidak didik dalam keluarga yang menyuburkan tradisi ulang tahun. Paling banter, kalau memang ada rezeki berlebih kami memutuskan untuk makan bersama. Itu pun nggak harus di restoran. Beli bebek goreng atau seafood langganan juga sudah alhamdulillah. Yang terpenting, sih, kumpul keluarganya. Bagaimana menurut Mommies?