banner-detik
FITNFAB MOMMY

Makan 'Bersih'

author

nenglita09 Sep 2014

Makan 'Bersih'

Saya? Makan bersih? Ah, yang benar saja! Secara masih suka makan makanan yang digoreng, karbohidrat, dan kawan-kawannya!

Belakangan ini sedang ramai aneka diet yang beragam. Mulai dari diet mayo, paleo, clean eating, whole 30 dan banyak lagi. Tenang, saya tidak akan membahas ragam diet itu, kok.

Walau nggak bakat (atau nggak niat?) diet, tapi saya sadar kok, saya harus hidup sehat. Hidup sehat tujuan saya, bukan hanya supaya langsing. Tapi tentunya berkaitan dengan keluarga, siapa yang nggak mau menyaksikan perkembangan anak sampai ia dewasa nanti? Untuk itu, saya sadar, olahraga saja nggak cukup, apa yang kita konsumsi juga perlu diperhatikan. Ada beberapa pola konsumsi yang saya ubah beberapa tahun belakangan ini, mungkin belum sepenuhnya sehat, tapi lumayan lah. Ini di antaranya:

  • Berhenti minum minuman manis dalam kemasan
  • Tau nggak dengan menghentikan kebiasaan minum teh dalam kemasan, jus kemasan, atau kopi instan saja, kita sudah memotong lebih dari setengah sugar intake per harinya, lho! Lihat tabel gula yang dikandung dalam minuman kemasan di bawah ini ya!

    sugar_content*Dari sini

    Mommies juga harus hati-hati dengan minuman dengan klaim low fat atau low calories, ya. Karena terkadang minuman tersebut malah mengandung gula yang cukup tinggi. Makanya sebelum membeli apapun, jangan lupa untuk membaca kemasannya! Bagaimana cara membaca kemasan? Baca artikel Belajar Membaca Label Makanan Kemasan, ya!

  • Mengurangi gula
  • Sekarang sih saya sudah terbiasa minum teh atau kopi tanpa gula. Kebetulan, saya juga nggak yang harus banget minum keduanya, sih. Jadi sehari-hari, konsumsi cairan saya lebih banyak air putih.

    Dari situs ini, saya dapatkan bahwa 1 gelas Vanilla Frappucino Blended-nya Starbucks yang Grande itu gulanya 69gram, atau hampir 5 sendok teh. Padahal batasan konsumsi gula per hari maksimal 7 sendok saja, seperti yang saya pernah tulis di artikel ini.

    Memang kenapa kalau kebanyakan gula? Selain memicu obesitas, konsumsi banyak gula juga mengakibatkan diabetes tipe 2. Saya rasa, Mommies juga mungkin punya ya, kenalan atau kerabat yang menderita diabetes akibat pola makan atau gaya hidup.  Selain itu dari artikel ini, gula juga ternyata bisa menimbulkan efek candu lho, karena gula melepaskan banyak dopamine, sehingga tubuh kita menginginkannya lagi dan lagi. Mirip seperti narkoba! Kalau candunya nggak dihentikan, obesitas, diabetes, bahkan kanker pun mengintai. Lihat video yang saya ambil dari situs ini deh, sedih banget!

    Selanjutnya: Makan sayur dan buah itu wajib!

    fruits*Gambar dari sini

  • Mengonsumsi sayur dan buah segar setiap hari
  • Buah, setiap hari saya pasti mengonsumsinya. Saat semua orang mengonsumsi buah atau sayurnya lewat jus, saya tetap mengonsumsi as it is. Maksudnya, buah tetap saya makan dalam bentuk asli (tentunya sudah dipotong atau dikupas dong, ya, haha) sementara sayur, kalau nggak jadi lalapan atau ya diolah sebagai lauk.

  • Beralih ke roti gandum dan beras merah
  • Banyak pola makan sehat yang memangkas karbohidrat dalam bentuk roti atau nasi, tapi saya nggak. Masih terbiasa harus makan nasi, soalnya :D Sementara roti, di keluarga kami doyan banget sama roti. Kebetulan juga saya, suami dan Langit termasuk orang yang metabolisme tubuhnya tinggi :)

    Roti gandum dan beras merah, awalnya kami merasa kurang familiar dengan citarasanya. Tapi lama kelamaan biasa kok. Saat ini saya menggunakan beras merahnya  Tropicana Slim. Ini sama sekali beda dengan beras merah lain deh. Nggak perlu direndam berlama-lama, rasanya pun nggak jauh beda dengan beras putih.

    Lihat infographic ini deh:

    eat clean

    Kalau merujuk ke infographic di atas, sebenarnya mudah sekali kan, untuk makan ‘bersih’? Plus, pola makan seperti di atas juga bisa diterapkan ke anak-anak, jadi nggak cuma ibunya saja yang eat clean. Ya kan? :)

     

     

    PAGES:

    Share Article

    author

    nenglita

    Rock n Roll Mommy


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan