Kehilanganmu...

Love Actually

mamahrahma・04 Sep 2014

detail-thumb

Losing_a_baby_1*Gambar dari sini

Tak nyaman di hati, saat melihat bayi..

Tak nyaman di hati, saat mendengar suara batuk bayi..

Tak nyaman di hati, saat mendengar tangisan bayi..

Tak nyaman di hati, saat harus berkunjung ke rumah sakit..

Baju bayi, mainan bayi, semua yang berhubungan dengan bayi, mengingatkan pada bayi kami, yang meninggal di usia 5 bulan karena sakit.

Trauma, atau sedih berkepanjangan, silakan beri istilah yang tepat. Orang-orang di sekitar kami terus menerus menyarankan, ikhlaskan, relakan, usaikan sedih, jangan menghalangi jalan bayi kami ke surga Allah, istighfar, dan lain sebagainya.

Bukannya kami tidak berusaha ikhlas, kami juga masih ingat ajaran agama, dan kami berjuang keras untuk merelakan, untuk menghilangkan kesedihan, untuk mengenang bayi kami dengan kasih sayang, dan bukan dengan duka.

Kami hanya butuh waktu.

Berhari-hari setelah pemakaman, kami tak kuasa untuk membicarakan bayi kami tanpa suara tercekat, atau air mata.

Kemudian, kami berusaha untuk menghindari pembicaraan itu, meski sama-sama merasakan bahwa tak ada hal lain dalam pikiran dan hati kami.

Tapi pada akhirnya juga, kami membicarakannya, meski hanya antar kami sendiri, dan memang lama kelamaan, tak ada lagi air mata atau suara tertahan di tenggorokan karena menahan tangis.

Semua sudah digariskan Allah. Semua apa yang terjadi di dunia ini, baik suka maupun duka, kesenangan maupun kesedihan, pasti ada hikmah terbaiknya. Pasti ada hal baik bagi semuanya.

Life shall go on, hidup kami harus terus berlanjut. Dan dia akan tetap ada di hati kami, akan tetap ada dalam kenangan kasih sayang kami..