banner-detik
PARENTING & KIDS

My Overprotective Parent

author

cahyu0326 Aug 2014

My Overprotective Parent

images“Kamu kalau pergi harus ada yang nganter ya! Pokoknya nggak boleh naik taksi atau  angkot.”, “Pokoknya kamu abis Maghrib sudah harus di rumah ya!”, “Kamu mau ke mana? Sama siapa? Pulang jam berapa? Papa anterin aja deh ya biar papa bisa sambil ngawasin kamu.” Hhhhh... sebel banget nggak sih kalau punya orangtua yang sangat amat protektif banget alias overprotektif?

Orangtua saya Alhamdulillah nggak overprotektif. Sebenarnya ayah saya punya kecerendungan untuk overprotektif sih, ya, overprotektif level 2 lah hehehe. Paling tidak saya masih boleh pergi sama teman-teman sampe malam, paling hanya akan ditelpon atau di-SMS kalau sudah jam 10 atau teman yang akan pergi sama saya diminta nomor telponnya. Saya juga masih boleh ke luar kota sama teman-teman, tapi ya paling akan sering sekali di BBM atau ditelpon.

Ayah saya paling ribet biasanya kalau saya mau pergi dengan kendaraan umum, dulu saya nggak boleh naik taksi walaupun sama teman sampai awal masuk SMA. Dulu pernah mau makrab sama kampus yang perginya naik truk tronton juga ribetnya setengah mati, awalnya nggak diizinin tetapi akhirnya mengizinkan juga setelah dirayu-rayu. Setelah mengizinkan pun juga masih ribet, beberapa kali SMS nanyain keadaan truknya seperti apa dan yang bertanggungjawab dalam perjalanan itu siapa. Ya, saya tau sih kalau ayah saya ribet kayak gitu karena khawatir dan sayang sama saya tetapi tetap aja BT pas diribetin kayak gitu.

Saya saja yang tingkat keprotektifan orangtuanya masih rendah sudah sering merasa kesal ketika dilarang atau diribetin. Kebayang banget gimana perasaan anak yang orangtuanya dua-duanya overprotektif dalam tingkat keparahan yang tinggi. Pasti campur aduk antara gondok, kesal, marah, BT, sedih... Pokoknya nano-nano deh!

Selain mengakibatkan perasaan-perasaan yang tidak enak, orang tua yang overprotektif juga dapat memberikan dampak psikologis yang kurang baik untuk anaknya, bahkan hingga jangka panjang lho. Mommies mau tau nggak akibatnya kalau over protective pada anak-anak? Langsung klik halaman berikut, ya!

 

too-protective__largeMenurut psikolog Brenda Scottsdale beberapa efek yang dapat ditimbulkan adalah:

-       Kenakalan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua yang overprotektif memiliki kaitan yang erat dengan sikap anti-sosial dan kenakalan anak. Kenakalan tersebut akan semakin parah apabila orang tua mengkombinasikan gaya pengasuhannya dengan pengabaian, penolakan, atau kekerasan.

-       Ketergantungan

Anak dengan orangtua yang overprotektif dan kaku tidak dapat belajar dari kesalahan yang dilakukannya sehingga tidak dapat menjadi mandiri. Setelah ia dewasa nanti ia akan menjadi kekanakan dan terus bergantung pada orang tuanya dalam membuat keputusan, bahkan keputusan yang paling mudah sekalipun.

-       Tingkat kepercayaan diri yang rendah

Individu yang terus bergantung tersebut tidak dapat menangani tugas baru karena pada saat kecil mereka tidak mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan. Kompetensi yang kurang tersebut dapat mengarahkan kepada kepercayaan diri yang rendah, dan tingkat ketergantungannya pun akan semakin meningkat. Catatan tambahan lainnya, ada beberapa anak dari orang tua yang overprotektif tidak dapat menangani tekanan sehari-hari, manajemen waktu yang buruk, kurang kreatif, dan tidak dapat menikmati pengalaman baru.

-       Tidak dapat menjalin hubungan yang harmonis

Ada beberapa kasus di mana anak dari orang tua yang overprotektif tidak dapat membuat keputusan untuk rumah tangganya sendiri, melainkan mereka akan meiminta orang tuanya untuk membuat keputusan tersebut.

Salah satu efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan adalah keagresifan. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan dengan orang tua overprotektif pada saat remaja cenderung akan menjadi agresif. Menurut artikel di Journal of Behavioral Development, anak dari ayah yang overprotektif kemungkinan besar akan agresif secara fisik terhadap teman-teman sebayanya. Mereka juga akan menampilkan keagresifan secara non-fisik dengan membully dan memberi julukan kepada teman-teman sebayanya.

Show your children love, tenderness, gentleness, patience, and respect and they will treat others likewise”. Setuju dong, ya?

PAGES:

Share Article

author

cahyu03

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan