banner-detik
SELF

Family Friday: Marshanda, the Passionate Parent

author

ketupatkartini09 May 2014

Family Friday: Marshanda, the Passionate Parent

marsh1Banyakkah dari Mommies di sini yang sudah 'melihat' dan mengetahui sosok Marshanda yang sekarang? Saya sendiri, sebelumnya tidak pernah terlalu mengenalnya, selain dari profesinya sebagai artis dan penyanyi. Setelah menikah, Marshanda (tampaknya) mengalami dan melalui hal-hal yang besar, yang positif tentu saja, sehingga kini kita melihatnya sebagai sosok yang baru. Bukan saja penampilannya yang berubah, -sejak menikah ia memutuskan untuk berhijab-, kini ia dikenal sebagai MotivArtist.

Branding yang unik ini rupanya sengaja dipilih oleh Marshanda, sebagai jalur yang memang dilakukannya dengan serius. MotivArtist, menurut Marshanda berarti seorang motivator dan artis. Atau artis yang juga seorang motivator. Rupanya pengalaman hidup, proses sedemikian rupa yang telah dilaluinya, membuatnya banyak mengambil hikmah. Dan hikmah positif ini yang ingin diwujudkannya secara nyata, ingin dibagi kepada orang lain sehingga memberi inspirasi kepada orang banyak.

Ternyata, kisahnya menjadi MotivArtist ini berawal dari keinginan spontannya untuk sekedar sharing, dengan cara unik dan kreatif, yaitu berbicara melalui video dan coretan-coretannya secara langsung. Marshanda, menurut ibundanya, memang seorang anak yang gak bisa diam, selalu berpikir dan kemudian memutuskan apa yang akan dan ingin dilakukannya. Video tersebut adalah cara personalnya untuk berbagi cinta, harapan dan hikmah dari kegagalan.

Dari situ, banyak tawaran untuk mengisi seminar dan berbicara, sharing di depan publik. Marshanda -yang gaya bicaranya sangat cepat ini- ternyata memang berbakat dan akhirnya mulai dikenal sebagai motivator. Motivasinya sendiri hanya satu, yaitu ingin berbagi dan memberi pengaruh positif bagi orang lain.

Selanjutnya: Marshanda dan Passionate Parenting >>

marsh3

Banyak hal yang menarik dari seorang Marshanda, yang juga menjadi brand ambassador Wardah ini. Saya selalu tertarik melihat penampilannya dinamis, tidak ragu mencoba berbagai gaya tetapi selalu berkesan 'anak muda banget'. Selain itu, kalau kita lihat halaman instagramnya, saya selalu terbawa auranya yang asyik, seru banget bercanda dan bercengkerama dengan Sienna, putrinya yang sangat menggemaskan yang sekarang berusia satu tahun.

Ketika ditanya bagaimana konsep pengasuhan yang diterapkannya pada Sienna, cukup surprise dengan jawabannya yang mantap; Passionate Parenting. Sangat terlihat bahwa she has already did the homework. Ia membekali diri sebagai orangtua dengan banyak belajar, dan menemukan konsep yang pas. So, bagaimana sebenarnya Passionate Parenting ini menurutnya?  Lets elaborate!

Pijakan dasar dalam passionate parenting ini adalah awareness, bukan saja kesadaran tapi juga aware, mengerti secara penuh, baik terhadap anak kita maupun awareness terhadap diri sendiri. Awareness terhadap anak, kita selalu lihat anak kita sebagai pribadi yang unik, tidak bisa dibandingkan dengan yang lain. Menghargai anak apa adanya, atas kemampuannya. Biasanya, kita sering kali membandingkan milestone anak kita dengan yang lain, padahal itu tidak bisa dibandingkan.

Cara meningkatkan awareness adalah dengan observasi. Observe, mulai dengan diri sendiri, kita sering banget mengasumsikan sesuatu yang anak lakukan dengan penilaian kita sendiri. Misalnya, anak sedang makan, kemudian membanting sendoknya. Kita anggap dia tidak suka, nah saat itulah kita sedang berasumsi, padahal itu belum tentu benar.

Observe, don't assume.

Contoh lain, bayi yang sedang menangis, kita berasumsi setiap kali bayi menangis, harus digendong. Padahal kadang kala bayi butuh waktu untuk mencerna sendiri, soothing herself, meredakan emosinya sendiri. Kalau terus digendong, jadi kita seperti menciptakan kebutuhan anak, padahal itu bukan kebutuhan naturalnya dia. Bukan kebutuhan organik, tapi kebutuhan yang kita create. Seperti juga cerita seorang teman yang anaknya harus selalu digendong dan diayun-ayun supaya bisa tidur. Sebenarnya itu bukan kebutuhan asli si anak, itu kita yang create. Anak bisa saja langsung tidur, kalau dia memang sudah ngantuk. So, jangan cepat berasumsi, ooh dia marah, capek, tapi kita harus benar-benar berusaha mengenal dan mengamati anak.

Selanjutnya: Di Passionate Parenting, no baby talk! >>

marsh2

9 Pilar Passionate Parenting

"Saat ini saya menjabarkannya dalam 9 pilar, 9 value yang seiring waktu terus saya update, seiring dengan kita sebagai orangtua yang harus terus belajar."

  • Berkomunikasi secara normal dan wajar dengan bayi. No baby talk.
  • Selalu mengajak anak berpartisipasi dalam caregiving activities, misalnya menyusui, memandikan, menyuapi, mengganti baju. Biasanya, terutama terhadap bayi, kita cenderung otomatis, langsung memandikan anak, langsung mengganti bajunya, dan lain-lain. Don't. Tetapi libatkan dia. Ajak bicara apa yang akan kita lakukan. Misal, saat akan ganti popok, katakan, "Ibu angkat kakinya ya...". Jadi kita treat mereka dengan respect. Anak akan belajar juga untuk respect ke orang lain.
  • Independent and uninterrupted play. Saat main, biarkan anak main sendiri, biarkan dia memerhatikan, menganalisa sendiri, Misalnya di taman, biasanya banyak pengasuh atau ortu yang ngajak anak untuk naik perosotan bareng. Atau mainan, kita langsung beri petunjuk, seperti ini lho mainnya. Dalam independent play, biarkan anak mengambil keputusan sendiri, apa yang akan dilakukan atau tidak dilakukannya. Atas keinginan sendiri. Ini membantu anak untuk independen dan percaya diri, karena setiap pengalaman yang ia dapatkan, ia peroleh atas kemauannya sendiri.
  • Biarkan kemampuan motoriknya tumbuh dengan alamiah, tidak di-assist, atau dibantu dengan tools. Misalnya, anak belum duduk, tapi sudah diganjal punggungnya dengan bantal. Anak yang dibiarkan tumbuh alamiah, tanpa pressure, dia akan lebih mengenal sendiri badannya, dan bisa lebih hati-hati, body conscious-nya tinggi.
  • Memberi value pada effort anak. Acknowledge usaha anak, beri pujian, tetapi jangan overpraise.
  • Encourage anak untuk mengekspresikan perasaan mereka. Biasanya banyak dari kita, kalau anak nangis, maka kita langsung berusaha comforting supaya diam, atau mengalihkan perhatiannya. Padahal, kalau anak nangis, biarkan saja, peluk, gendong, pahami perasaannya. Katakan, misalnya, "Sienna sedih ya, iya gapapa...". Anak belajar bahwa perasaan yang overwhelming -marah, sedih, kecewa-, itu diterima oleh lingkungan terdekatnya. Dan perasaan diterima itu sangat penting. Efeknya sangat besar secara psikologis.
  • Memahami bahwa anak butuh leader yang pede, namun penuh empati dengan aturan dan batasan-batasan yang jelas.
  • Membiarkan anak belajar melalui pengalaman bermain. Misalnya saat bermain, dia kesulitan, jangan langsung ditolong. biarkan dia mengatasi sendiri, dia akan belajar dari konflik-konflik yang sesuai dengan perkembangan usianya.
  • Yang paling penting; modelling. Tindakan, contoh, perilaku, itu gemanya lebih keras daripada ucapan, omongan dan nasihat. Jadilah role model yang tepat untuk anak kita.
  • *seperti yang terekam di vimeo Marshanda

    *foto diambil dari MotivArtist instagram

    PAGES:

    Share Article

    author

    ketupatkartini

    -


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan