banner-detik
COMMUNITY EVENTS

Hukum Alam Pernikahan

author

adiesty30 Apr 2013

Hukum Alam Pernikahan

Nggak ada kata bosan saat mengikuti seminar pernikahan dengan pembicara Indra Noveldy. Apalagi jika mengingat cara penuturan relationship coach yang satu ini sangat 'segar', dan jauh dari kesan menggurui. Dengan mengikuti seminar pernikahan seperti ini, saya seakan di-charge lagi. Jadi, punya energi baru untuk mencapai pernikahan yang bahagia. Pernikahan itu kan nggak ada sekolahnya, jadi memang harus pinter-pinter cari ilmu. Salah satunya, ya, lewat seminar seperti ini.

Ini adalah kali kedua saya mengikuti seminar pernikahan dengan pembicara Indra Noveldy, setelah sebelumnya telah saya tulis di artikel Soulmate Itu Diciptakan, Bukan Ditemukan. Kali ini, seminar pernikahan yang diselenggarakan Mommies Daily yang sepenuhnya didukung oleh Commonwealth Bank, membuat mata dan telinga saya kembali dibukakan oleh suami dari Nunik Hermawati ini.

Salah satunya adalah konsep pernikahan yang selalu memberi dan menerima. Ternyata, konsep seperti ini nggak pas, lho, Mommies. Ada satu kalimat dari Indra Noveldy yang sangat mengena dipikiran saya, yaitu pernikahan bukan dagang, jadi nggak ada transaksi jual dan beli. Saya jadi ingat, selama empat tahun menjalani bahtera rumah tangga, saya masih suka itung-itungan dengan suami. Misalnya, nih, saat melakukan sesuatu, saya berharap suami akan membalasnya dengan melakukan hal yang serupa. Minimal, miriplah. Padahal, benar apa yang dibilang Mas Indra, kalau menikah itu bukan dagang, jadi seharusnya proses transaksi semacam ini nggak ada.

Waktu itu Mas Indra mengingatkan, kalau konsep berdagang yang dipilih dalam pernikahan, ujung-ujungnya justru bisa gawat. Prinsip pertanian merupakan konsep yang lebih tepat untuk dijalankan. Menanam dulu, baru, deh, kemudian hari kita bisa mengharapkan hasilnya. Konsep yang jaaaauh lebih tepat dibandingkan dengan konsep dagang.

Pada intinya, Mas Indra kembali mengingatkan, untuk memulai konsep ini, jangan tunggu pasangan untuk berubah terlebih dahulu. Justru yang harus memulai lebih dulu adalah diri sendiri. Kalau menunggu orang lain yang berubah lebih dulu, meskipun itu suami sendiri, ya, percuma. “Kalau mau sukses dan bahagia dalam pernikahan, kita harus bisa bermurah hati dalam memberi, dan lihat apa yang akan terjadi ke depannya,” begitu katanya.

Saya dan suami, officially ngefans sama Mas Indra dan Mbak Nuniek :)

Konsep ini sederhana, tapi percayalah, susah! Apalagi selama ini konsep yang ada di kepala saya, ya, soal memberi dan menerima. Lucunya, seakan membaca pikiran saya (dan mungkin pasangan lainnya yang hadir kala itu) Mas Indra pun menjelaskan, untuk melakukannya memang kita harus bisa legowo. Toh, hasil yang dipetik kita juga yang merasakannya.

Dan, untuk menggapai keluarga bahagia, Mas Indra  mengingatkan agar kita semua untuk ingat hukum alam. Percaya atau, nggak, ternyata hukum alam dalam pernikahan yang dimaksud ini, ya, prinsip bertani seperti ini. Caranya, dengan memberi, memberi dan memberi.

Sebelum panen, harus ada proses yang kita lalui, mulai dari memberi pupuk, menyiram sampai menjaganya dari sengatan hama yang mampu membuat tanaman kita mati. Untuk masalah waktu, seberapa lama proses panennya, semua ditentukan dan ada di tangan kita sendiri.

Saya, sendiri rasanya masih sulit sekali menerapkan prinsip ini. Dikit-dikit, bawaannya minta balasan. Susah sekali rasanya kalau memberi tanpa syarat. Bawaannya, ingin dibalas. Tapi, ya, namanya juga manusia yang punya banyak keterbatasan, ya? *cari pembenaran*.

Meskipun terasa (sangat) sulit, saya, berusaha mencoba. Meskipun sering kali, tanpa sadar saya masih suka meminta balasan dari suami. Tapi, kalau nggak dimulai dari diri sendiri dan sekarang, kapan lagi, dong? Nunggu penyakit pernikahan sampai stadium lanjut? Umh, pastinya, big no no...

MC seminar ini yang juga forum member kesayangan kami, Amy Zein, juga terlihat beberapa kali menitikkan air mata, karena materi yang diberikan Mas Indra benar-benar #jleb. Tapi bukan berarti suasana jadi mellow, lho. Suara tawa dari sekitar 150 peserta juga sering terdengar dari dalam ruangan Lotus, Jakarta Design Centre pagi itu.

Nggak kalah penting, Commonwealth Bank juga sharing materi yang diperlukan dalam pernikahan. Apalagi kalau bukan soal urusan finansial. Sesi yang dibawakan oleh Mas Edrin Sunandar, selaku Senior Manager – Investment & Treasury Product CommonWealth Bank ini  juga sukses membuka mata saya dan peserta lainnya kalau ternyata urusan finansial adalah salah satu kunci untuk mencapai keluarga bahagia.

Kalau nggak, bukan tidak mungkin justru pernikahan jadi runyam dan kandas di tengah jalan. Kalau ditanya mana yang paling bikin keringat dingin saya tiba-tiba saya mengucur dengan cukup deras, adalah saat Mas Edrin memberikan ilustrasi biaya pendidikan anak dari tahun ke tahun. Hal ini membuktikan bahwa inflasi yang tidak terbendung bahkan sampai 10% setiap tahunnya, dan mengharuskan kita sebagai orangtua wajib untuk melakukan persiapkan yang ekstra matang. Caranya? Ternyata nggak cukup hanya dengan menabung saja, tapi lebih tepatnya dengan melakukan investasi.

Soal investasi reksadana, sebenarnya saya termasuk yang rada buta, masih meraba-raba dan perlu banyak belajar. Tapi, lewat penjelasan Mas Edrin yang mudah dimengerti, saya jadi paham kalau investasi ini sebenarnya nggak serumit yang ada di pikiran saya. Selain mudah, ternyata RD juga terbilang terjangkau, kok. Dengan uang seratus ribu per bulannya, kita sebenarnya sudah bisa berinvestasi. Soal keamanan, kerena RD dikelola oleh manajer investasi yang profesional, uang kita pun nggak akan lenyap begitu saja. Sebagai  manajer investasi, tugas mereka membantu kita melakukan riset,  menganalisa harga efek, sampai mengakses informasi pasar modal secara langsung. Semua jadi sangat terkontrol.

Saya sendiri menyesal, kenapa nggak melakukan investasi sejak dulu. Padahal, seperti yang dikatakan Mas Edrin, seharusnya perencanaan keuangan,  harus dilakukan sejak pertama kali kita punya uang sendiri. Sedangkan untuk investasi pendidikan anak, harus dimulai saat menikah. Biar saat anak akan mulai masuk sekolah, kita nggak ketar-ketir, takut nggak ada biaya sekolah.

Mudah-mudahan hal ini nggak sampai terjadi, karena dengan mengikuti seminar seperti ini, saya sudah punya modal untuk melakukan perubahan. O, ya, selain mendapatkan materi yang bagus banget tentang pernikahan, di seminar ini juga banjir hadiah, lho! Peserta yang beruntung, mendapatkan hadiah tabungan dari Commonwealth Bank. Jadi, bisa ada modal untuk investasi RD, ya?

Mau lihat suasana saat seminar kemarin? Lihat video berikut ini, deh!

 

Buat yang kemarin nggak bisa ikutan, tunggu event kami berikutnya, ya!

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan