banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Luka Bakar dalam Rumah Tangga

author

kirana2106 Mar 2013

Luka Bakar dalam Rumah Tangga

Sabtu 9 Februari lalu Mommiesdaily diundang menghadiri Seminar Awam Burn Congress 2013 yang diadakan oleh Divisi Bedah Plastik RS Cipto Mangunkusumo. Seminar ini mengusung tiga narasumber, dua diantaranya adalah dokter spesialis bedah plastik yaitu dr. Prasetyanugraheni, SpBP dan dr. Parintosa Atmodiwiryo, SpBP. Narasumber satunya adalah pasien luka bakar yang masih menjalani rawat jalan walau kejadiannya sudah setahun berlalu, yaitu Amalia Yunita.

Seminar diawali dengan teatrikal tentang peristiwa sehari-hari yang mungkin terjadi dalam rumah tangga, yaitu seorang anak yang tersengat setrika ketika ibunya lengah meninggalkan setrika yang masih menyala dalam jangkauan anak. Nenek sang anak yang datang karena mendengar jeritan anak, menyarankan luka bakar dioles pasta gigi. Sounds familiar?

Menurut dr. Prasetyanugraheni, SpBP yang biasa dipanggil dr. Heni, tindakan pertama yang tepat untuk menangani luka bakar adalah mengalirkan air kran selama 20-30 menit sampai rasa panas terasa berkurang. Jangan dicelup, ya, karena air yang tidak mengalir akan menyesuaikan suhu dan lama-lama menghangat. Padahal yang diperlukan adalah pendingin yang stabil untuk mengurangi penyebaran panas yang bisa berakibat meluasnya luka bakar bahkan setelah lepas dari paparan penyebab luka. O, ya, meski memerlukan pendinginan, media yang terlalu dingin seperti air es, es batu, atau kompres beku juga tidak boleh digunakan karena perbedaan suhu yang terlalu jauh malah akan merusak jaringan yang terluka.

Setelah melalui tindakan pendinginan, cermati luka. Untuk luka yang mengenai area kepala, muka, tangan, dan sendi-sendi tubuh ada baiknya dirujuk ke rumah sakit untuk dipantau lebih lanjut. Bila lukanya ringan, masuk derajat I, cukup dilakukan penanganan di rumah saja. Luka bakar disarankan untuk ditutup plastik cling wrap sebagai pertolongan pertama sebelum dibawa ke RS untuk menghindari gesekan atau terkena paparan iritan lain selama diperjalanan.

Penutup semacam plastik cling wrap ini nantinya juga akan diberikan oleh RS bila luka bakar memerlukan tindakan lanjutan. Saya sendiri sebelumnya biasa memplester luka bakar karena tersenggol panci panas atau terpercik minyak panas supaya nggak nyeri tergesek-gesek. Tapi ternyata plester malah tidak dianjurkan karena:

  • perekatnya bisa merusak kulit baru yang sedang regenerasi
  • tidak tahan air sehingga luka tidak terjaga kering
  • tidak bening sehingga pemulihan luka tidak terpantau.
  • Selain itu, pelindung silikon atau plastik bening dalam penanganan luka bakar juga menjaga kelembaban kulit yang pada gilirannya akan mempercepat pemulihan. Menurut dr. Parintosa yang lebih akrab dipanggil dr. Oca, berdasarkan penelitian, menjaga kelembaban kulit mempercepat penyembuhan luka bakar sampai 150%.

    Pengganti dari plastik penutup ini sekarang ada semacam gel yang praktis. Krim Dermatix, selain kandungannya membantu regenerasi luka, teksturnya setelah kering di kulit juga membentuk lapisan seperti silikon yang tahan air sampai 12 jam untuk menjaga luka bakar dari infeksi. Krim ini diklaim bisa juga membantu pemulihan luka lain seperti luka caesar. Menyamarkan penebalan parut dan mengurangi gatal. Waktu saya tanya apa saya bisa pakai karena SC sudah hampir setahun lalu, katanya masih bisa. Hmmm...penasaran juga jadinya :D

    Menjaga kelembaban kulit di sekitar luka bakar juga disarankan dengan menggunakan lotion. Losion yang biasa kita gunakan sehari-hari bisa dipakai asal tidak bersifat astringent atau mengandung alkohol. Losion yang cair lebih baik daripada yang berbentuk krim karena lebih banyak mengandung air. Sedangkan krim semacam Vaseline Petroleum malah tidak disarankan karena terlalu berminyak.

    O, ya, syarat pemberian lotion ini ketika luka sudah kering, ya, dalam arti sudah menutup, tidak basah, dan tidak merah.

    Pemberian obat luka bakar ala kebiasaan awam seperti pasta gigi, minyak goreng, kecap, margarin, bahkan betadin juga tidak disarankan. Karena selain tidak membantu penyembuhan, malah bisa menimbulkan iritasi. Saat pasien dirujuk ke UGD juga paramedis harus membersihkan semua bahan ini terlebih dahulu baru bisa memberikan tindakan yang seharusnya. Kasihan, ya, penanganan pasien jadi tertunda lebih lama dan pasien jadi harus menjalani prosedur pembersihan yang mungkin menambah nyeri padahal harusnya tidak perlu.

    Krim luka bakar yang biasa disarankan oleh dokter adalah krim Mebo. Krim ini berbahan dasar minyak wijen yang membantu pemulihan luka.

    Tingkat keparahan luka bakar bergantung dari:

  • suhu paparan panas
  • bahan/penyebab luka bakar (panas, kimia, atau listrik)
  • lamanya terpapar
  • Tekstur dan kekentalan bahan penyebab luka bakar juga berpengaruh, lho. Bahan tertentu menyimpan panas lebih lama dari yang lain. Sup krim kental akan lebih panas dari pada sup encer, bubur lebih panas lagi. Dr. Heni menginformasikan, 50% kasus luka bakar pada anak yang masuk RSCM disebabkan oleh tumpahan air atau kuah panas. Beliau menganjurkan juga untuk mewaspadai uap panas dari penanak nasi (magic com) dan catok rambut yang menyala.

    Luka bakar sederhananya dibagi menjadi 3 tingkatan:

    1. Derajat I, ciri utamanya adalah kulit yang kemerahan, perih bila tersentuh, tetapi tidak timbul gelembung air.

    2. Derajat II, ciri utamanya timbul gelembung air, perih bila tersentuh, kerusakan lebih dalam ketimbang derajat I.

    3. Derajat III, ciri utamanya daerah luka keras dan kering, berwarna putih pucat atau menghitam tanda rusaknya jaringan, dan tidak sakit karena luka merusak syaraf perasa.

    Sedikit informasi mengenai penanganan kebakarannya, bila yang terbakar cairan/uap (minyak, bensin, dkk), JANGAN disiram air. Hanya sumber api padat yg boleh disiram air. Cairan/uap terbakar bila disiram air justru akan menyebarkan api/panas. Gunakan karung/handuk/selimut basah. Kadang lebih baik tidak mencoba memadamkan api jika belum pernah latihan pemadaman, tidak bisa menguasai diri/panik, dan api sudah sampai plafon. Jauhi sumber api dan panggil ahlinya.

    Bagaimanapun, lebih baik mencegah kebakaran dan menghindari terkena luka bakar daripada mengobati atau menangani. Penyembuhan luka bakar memerlukan kesabaran dan disiplin dalam menjalani pengobatan untuk waktu yang cukup lama. Amalia, pasien luka bakar, mengatakan dokternya memperkirakan lukanya baru akan sembuh sempurna semua setelah dua tahun.

    So, Mommies, waspadai penyebab-penyebab luka bakar, amankan barang-barang yang berpotensi menyebabkan luka bakar pada anak dan keluarga, dan pelajari penanganan luka bakar, ya. Kecepatan dan ketepatan tindakan pertolongan pertama sangat menentukan kesuksesan pemulihan selanjutnya.

    sumber foto dari sini dan buklet seminar.

    sumber:

    http://www.herryyudha.com/2012/04/luka-bakar-combustioburn-klasifikasi.html

    http://en.wikipedia.org/wiki/Burn

    Share Article

    author

    kirana21

    FD/MD resident


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan