banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Tetap Tenang Saat Anak Mimisan

author

myaiRa13 Feb 2013

Tetap Tenang Saat Anak Mimisan

Menjadi orangtua memang harus benar-benar selalu siap mental dan fisik dalam mengasuh anak, mental di sini juga termasuk harus mampu bersikap tenang dan berpikir jernih bahkan di saat otak tiba-tiba “black out” alias nggak tau harus bagaimana.

Hal ini kejadian beberapa waktu yang lalu, saat itu menjelang shubuh dan kalau diperhatikan Rayssa, putri kami seperti sesak atau mampet cara bernafasnya, karena ia tidur membelakangi saya akhirnya saya usap punggungnya dan memintanya berbalik menghadap ke saya. Saat berbalik itulah tiba-tiba saya menjerit melihat sprei di bagian wajah Rayssa sudah berubah menjadi warna merah darah dengan bekas jejak darah yang mengalir melalui hidungnya tampak jelas sekali.

Saat itu yang terpikir di otak saya hanya satu, mungkin ini mimisan, meskipun seumur-umur saya tidak pernah melihat kalau mimisan itu artinya darah “MENGALIR” melalui hidung. Ya, mengalir benar-benar seperti keran air yang terbuka jadi dari hidung darah mengalir terus menerus mengeluarkan cairan darah merah kental dan segar. Karena di benak saya mimisan itu hanya darah sedikit yang keluar MENETES dari hidung.

*gambar dari sini

Panik? Bohong kalau saya jawab saya tetap tenang. Untungnya, suami saya dengan sigap dan tetap tenang langsung memeluk dan mendudukkan Rayssa sambil menekan pelan hidungnya untuk berusaha menghentikan aliran darahnya sambil saya bersiap-siap untuk ke Rumah Sakit terdekat. Di perjalanan menuju RS saya lihat sepertinya darahnya sudah berhenti mengalir, namun kami tetap menuju IGD untuk memeriksakan kondisinya apakah benar ini hanya mimisan atau penyakit lainnya.

Di RS, dokter jaga dengan tenang menjelaskan bahwa yang terjadi pada Rayssa murni mimisan, ia juga menjelaskan mimisan memang biasanya menyerang anak mulai usia di atas 3 atau 4 tahun dan akan semakin berkurang setelah ia besar. Dokter hanya berpesan untuk tetap tenang saat menghadapi anak mimisan dan memperhatikan hal-hal berikut:

  • Saat anak mimisan, segera dudukkan anak dan minta anak untuk memosisikan kepala agak condong ke depan sambil pandangan tetap ke depan (bukan menunduk).
  • Jika anak ingin tiduran, pastikan posisinya miring dan kepala lebih tinggi dari tubuh untuk menghindari darah mengalir ke dalam
  • Jangan meminta anak mendongak ke atas untuk menghentikan mimisan, karena itu akan menyebabkan darah dari hidung mengalir ke dalam saluran pernafasan dan memasuki paru-paru sehingga bisa menyebabkan anak gagal bernafas
  • Tekan cuping hidung perlahan sekitar 5 menit dan minta anak untuk bernafas melalui mulutnya
  • Segera ambil batu es, bungkus dengan washlap dan tempelkan/tekankan ke bagian dahi atau di antara dua alis untuk menghentikan pendarahan
  • Jika Mommies memiliki tumbuhan sirih, boleh menggunakan gulungan daun sirih yang dimasukkan ke dalam lubang hidung anak. Untuk penggunaan daun sirih ini diketahui karena daun sirih memiliki khasiat untuk menghentikan pendarahan.
  • Menurut dokter, mimisan bisa terjadi saat anak dalam kondisi kurang fit atau terlalu lelah, saat anak terpapar terik matahari berlebihan, perubahan cuaca yang cukup ekstrem (terlalu dingin, terlalu panas) atau pada beberapa kasus bisa muncul saat anak sedang demam. Tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit mimisan ini, karena sebenarnya mimisan terjadi karena kelainan dari tipisnya pembuluh darah yang ada di hidung, sehingga saat kondisi tertentu pembuluh darah tersebut mudah dan rentan sekali pecah. Namun semakin bertambah usia, anyaman pembuluh darah ini akan semakin menguat sehingga semakin besar anak akan semakin berkurang kejadian mimisan ini.

    Untung suami masih berpikiran jernih dan tetap tenang saat menghadapi hal ini, kalau saja salah tindakan yang diambil ternyata bisa berakibat fatal. Jadi Mommies, tetap usahakan tenang dan berpikiran jernih, ya, jika tiba-tiba ada sesuatu hal yang terjadi pada anak.

     

    Share Article

    author

    myaiRa

    -


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan