Sorry, we couldn't find any article matching ''
Naik Pesawat Berdua Dengan Bayi, Siapa Takut?
Lebaran kemarin saya memutuskan untuk mudik ke Tangerang Selatan, rumah orangtua saya. Ini Lebaran pertama bagi Rasya, 7 bulan, dan tentu saja keluarga kami. Karena kami tinggal di sebuah kota kecil di Kalimantan Timur, maka kehadiran kami sekeluarga sangat dinantikan oleh orangtua dan keluarga besar saya. Tiket sudah di tangan, saya pesan satu bulan sebelumnya dengan harga yang luar biasa karena saya pulang saat H-2 Lebaran.
Masalahnya adalah ... suami saya tidak bisa ikut ke Jakarta! Ya, karena dia seorang abdi negara, maka cutinya bergiliran. Tahun lalu ia sudah cuti saat Lebaran, tahun ini giliran ia jaga kandang saat teman-teman sekantornya pergi cuti.
Waduh!
Sempat bingung, tetapi saya tahu saya tetap harus pulang ke Jakarta. Akhirnya dengan pede selangit saya bilang pada suami, "Ya sudah nggak apa-apa saya berangkat ke Jakarta sendiri. Eh, berdua Rasya saja, asal kamu mengantar kami sampai ke Bandara Sepinggan, Balikpapan.
Nah, apa yang perlu disiapkan jika kita harus bepergian berdua saja dengan seorang bayi kecil?
Persiapan oke, lalu bagaimana dengan praktiknya?
Sesudah duduk di pesawat, saya mengeluarkan perangkat terbang Rasya: kapas bulat, ear muff, dan beberapa mainan. Saya duduk di kursi dekat gang, sementara depan belakang kanan-kiri semuanya bapak-bapak. Sebab, menunggu waktu take off adalah periode kritis bagi saya. Rasya meronta enggan pakai seat belt, berteriak-teriak heboh, dan menjatuhkan barang-barang yang ia pegang. Saya berusaha tetap tenang dan mengendalikan Rasya (meski keringat sudah bercucuran bak bola salju). Untunglah para bapak itu tak bosan mengambilkan barang-barang Rasya yang jatuh berkali-kali.
Menjelang take off, saya mendekap Rasya dengan posisi menyusui dan ia berhasil saya susui. Fiuuuhhh *lap keringat segede biji jagung*
Setelah di atas, Rasya sempat bermain sebentar, lagi-lagi mengambil semua barang yang ia lihat dan ... jatuh, deh. Bosan dan mengantuk, ia pun tidur hampir selama perjalanan. Menjelang landing, baru ia terbangun dan segera saya posisikan menyusui supaya ia tak kaget dengan perubahan tekanan udara. Sekalipun ia tidak mau menyusui, saya memberikan tangan untuk digigit kunyah pada Rasya. Begitu tiba di bandara Soekarno-Hatta, saya langsung mencari porter untuk mengambilkan bagasi, sementara Rasya saya serahkan pada orangtua yang sudah menjemput.
O, yaa, jangan sungkan untuk meminta bantuan pramugari atau orang lain jika ada kesulitan. Biasanya kalau kita travelling berdua saja dengan bayi, orang-orang di sekitar akan lebih helpful, lho. Siapapun sulit menolak pesona si kecil, hehehe ;)
Wajah hepi Rasya begitu ketemu Atung(Eyang Kakung) di bandara
Jadiiii, perjalanan berdua Rasya rute Balikpapan-Jakarta itu Alhamdulillah lancar. Ya, sesekali Rasya rewel, tetapi masih bisa diatasi dan ditolerir, kok. Malah, kehebohan yang ia buat sering mengundang senyum dan tawa dari orang-orang di sekitar. Semua orang kan suka bayi! :D
Siap berpetualang berdua bersama si kecil?
Share Article
COMMENTS