Mommy Vacation

Travel

puandinar・29 May 2012

detail-thumb

Saya punya ritual, ini kalau 2 kali melakukannya sudah cukup untuk disebut ritual. Saya menyebutnya “Mommy Vacation”, di mana saya pergi berlibur, biasanya bersama teman saya, tanpa anak-anak dan suami. Pada dasarnya “me time” dalam skala yang lebih besar. Tidak semua orang bisa menerima atau mengerti ritual saya ini, tapi untuk saya yang penting suami saya mengerti. Bagi kami berdua, menjadi orangtua adalah team work. Jadi tidak ada salahnya sesekali Bunda pergi berlibur sendiri. Lalu anak-anak? Kan ada ayahnya yang bisa mengurus mereka. :)

Saya cukup beruntung bisa melakukan Mommy Vacation. Kondisi keluarga dan anak-anak saya memungkinkan saya untuk meninggalkan rumah selama beberapa hari, untuk recharge dan refresh. Pertama kali saya pergi berlibur dengan teman adalah saat Aira, si sulung, berusia 2 tahun. Usia yang menurut saya sudah aman ditinggal tanpa bunda di rumah. Liburan saya yang kedua adalah saat Aidan, anak kedua, berusia 2 tahun. Durasi liburan kedua liburan tersebut 4 hari 3 malam. Waktu yang saya nilai tidak terlalu lama untuk meninggalkan rumah, tetapi cukup untuk refreshing. Alhamdulillah menyenangkan dan keadaan di rumah pun aman terkendali.

My Tips for Mommy Vacation:

  • Anda dan pasangan harus satu visi soal hal ini karena seperti yang saya bilang di atas, tidak semua orang bisa memahami bagaimana seorang ibu bisa liburan sendiri tanpa keluarga. Jadi, dukungan dari suami menjadi penting sekali.
  • Pastikan Mommies punya support system yang baik dan terpercaya di rumah untuk menjaga dan mengawasi anak-anak selama Mommies liburan. Suami, orangtua, mertua, asisten rumah tangga, atau babysitter.
  • Pertimbangkan usia anak. Semakin besar usia anak tentunya mereka sudah berkurang ketergantungannya kepada Mommies.
  • Perhitungkan durasi liburan. Tentunya jangan terlalu lama, tapi secukupnya saja.
  • Beritahu kepada anak minimal seminggu sebelumnya. Jelaskan secukupnya saja, sesuai usia anak Mommies.
  • Telepon ke rumah setiap hari, tapi tidak perlu setiap jam. Satu atau dua kali sehari sudah cukup. Jika terlalu sering, Mommies jadi tidak menikmati liburan, yang ditinggal di rumah juga mungkin merasa ‘dicereweti’.
  • Persiapkan dengan seksama kebutuhan anak di  rumah. Jelaskan kepada orang rumah, kalau perlu dicatat dan ditempel.
  • Bawa oleh-oleh untuk anak-anak dan suami yang sudah bersabar menanti di rumah, dan untuk para support sytem yang sudah memungkinkan Mommies pergi berlibur.
  • Dan jika sudah berhasil pergi berlibur, jangan lupa bersyukur. Bersyukur kalau kondisi keluarga Mommies masih memungkinkan untuk ‘me time’ besar-besaran. :)