Hidup Tanpa TV Kabel, Bisa, Kok!

Activity & Destination

nenglita・07 Mar 2012

detail-thumb

Awal 2012, saya dan suami memutuskan untuk berhenti berlangganan TV kabel. Alasannya? Supaya kami, terutama Langit, tak lagi tergantung dengan televisi. Terlalu perfeksionis? Nggak juga, sih, realistis saja, dulu juga kami kecil nggak kenal begitu-begituan.

Pertama-tama, sih, Langit protes. Merasa kehilanganlah dia dengan Number Jack, Tully, In The Night Garden, Waybuloo, dan lain sebagainya. Setiap dia ngambek, kami berusaha membujuknya dengan aneka permainan lain yang sekiranya menarik, membaca buku, melukis, dan lain sebagainya.

Berhasilkah? Lama kelamaan ya ... sekitar 2-3 minggu, Langit mulai terbiasa. Memang, sih, butuh usaha ekstra dari kami (terutama pengasuhnya di hari kerja, karena saya dan suami kan bekerja) untuk menemani Langit main. Kalau libur, apakah masalahnya nggak berat? Oh tentu tidak, saya dan suami kadang-kadang juga suka nggak tahan untuk nggak menyalakan televisi.

Manfaat yang kami dapatkan dari berhenti langganan TV kabel:

  • Tidak pecah konsentrasi saat main sama Langit. Baik saya ataupun Langit.
  • Lebih kreatif, biasanya kan saat kreativitas mentok mau main apalagi, saya akan ‘menyerahkan’ ke televisi :D Walaupun hasilnya rumah dipenuhi (secara harfiah) oleh mainan Langit, ya…
  • Membuat kami mengobrol lebih banyak. Kebetulan saya bukan tipe pencerita, jadi lebih banyak bertanya. Hal ini menyebabkan Langit juga seringnya nanya, bukan cerita (bisa dibayangkan ya, anak usia Langit kan memang lagi aktif nanya, nah ditambah pula kebiasaan yang saya tularkan ini, dahsyat lah bertanyanya). Semenjak tak ada TV kabel, saya membiasakan diri untuk bercerita, mulai dari kena macet, artikel yang saya tulis, dan berbagai hal. Hal ini berimbas positif ke Langit, jadi lebih pandai bercerita, deh!
  • Hingga saat ini, sih, kami masih bertahan. Rencana untuk memasang TV kabel lagi, ada. Karena sepertinya ibunya alias saya yang nggak tahan, hehehehe *toyor*. Tapi kalaupun pasang lagi, sepertinya saya akan memperlakukan policy 2 jam per hari nonton TV untuk Langit. Bukan untuk apa-apa, sih, karena kami sudah telanjur menikmati saja nggak menyalakan TV seharian (lirik mbaknya Langit yang mungkin bête dengan keputusan ini, hihihiih)