banner-detik
TRAVEL

Liburan Dadakan

author

ameeel23 Feb 2012

Liburan Dadakan

Saya dan suami bukan tipe pasangan yang suka merencanakan liburan dari jauh-jauh hari. Menyusun itinerary pun nggak pernah. Paling anti malah :D

Menurut kami, jadwal terencana justru menghilangkan esensi liburan itu sendiri: bebas dari rutinitas dan keteraturan yang ‘mengikat’.

Karena itu, liburan kami lebih sering dadakan, biasanya baru tercetus di H-1. Bahkan, bisa juga kepikiran pas baru bangun tidur. Pernah di Minggu subuh, suami tiba-tiba ngajak makan siang di Waduk Jatiluhur. Jadilah, dua jam kemudian kami sudah duduk manis di dalam mobil, menuju Purwakarta :D

Tapi, semendadak-mendadaknya kami liburan, nggak pernah separah pas libur Natal lalu. Cerita berawal saat kami ke Cilegon buat nengok rumah. Sesampainya di sana, suami mengusulkan buat menyeberang ke Sumatera. Katanya tanggung, kami sudah dekat Pelabuhan Merak.

Walah … padahal karena nggak ada rencana menginap, kami hanya bawa baju di badan plus diaper bag berisi keperluan Rakata dan Ranaka untuk seharian itu saja. Tapiii, berhubung sudah lama nggak liburan dan suami cukup bisa diandalkan untuk urusan traveling, saya langsung setuju dengan idenya.

Karena hari mulai sore, kami memutuskan menginap di hotel dekat Pelabuhan Merak. Malamnya, kami balik ke pusat kota Cilegon untuk belanja berbagai keperluan di Hypermart—baju, celana, pakaian dalam, pakaian renang, toiletries, pospak, bubur instan, camilan, cairan pembersih softlense, pokoknya semua kebutuhan dasar kami untuk survive selama dua hari berikutnya, deh.

Jadi, jika umumnya berlibur membawa koper atau ransel, kali ini ‘terpaksa’ mengajak Rakata dan Ranaka roadtrip Jakarta-Lampung hanya membawa satu diaper bag dan lima kantong plastik kresek Hypermart untuk menyimpan segala keperluan :D

Lalu, mau ke mana di Lampung? Jujur, sama sekali nggak tahu! Untunglah, begitu besok paginya sampai di Bakauheni, kami ‘disambut’ papan reklame segede honghang berisi peta wisata Lampung Selatan. Langsung itu peta saya foto, dan sambil makan siang kami cap-cip-cup menentukan pantai mana yang mau didatangi.

Kami sengaja nggak browsing internet dalam menentukan tempat. Kenapa? Bagi kami, kebanyakan punya info mengenai tujuan wisata akan mengurangi nilai ‘kejutan’ dan petualangan. Lagipula, referensi di internet bisa menipu. Namanya selera, setiap orang, kan, beda-beda. Mungkin tempat A bagi si Andi, tuh, jelek, ternyata bagi kami keren abis. Begitu pun sebaliknya. Jadi daripada ketinggian ekspektasi atau bahkan kerendahan, mending lihat sendiri saja langsung.

Akhirnya, pilihan jatuh ke Pantai Laguna Helau. Dari pengalaman trip sebelumnya, pantai apa pun yang ada embel-embel lagunanya itu pasti cantik dan berarus tenang.

Untungnya, pilihan kami nggak salah. Pantainya cantiiik, dan yang paling penting: sepi, sepi, sepi! Berasa punya pantai pribadi, deh :)

Selama dua hari, otomatis kerjaan kami berempat hanya leyeh-leyeh di pasir pantai. Benar-benar quality time bersama keluarga. Apalagi di resort-nya memang nggak ada TV, plus nggak dapat sinyal (jadi nggak tergoda buat mainan BB, hi hi hi).

Liburan makin terasa sempurna saat perjalanan pulang Bakauheni-Merak, kapal ferry yang kami tumpangi menyediakan kursi-kursi santai di bagian dek. Langsung spot itu menjadi pilihan kami buat menghabiskan dua jam menyeberangi Selat Sunda. Yaaah, beda-beda tipis, lah, rasanya dengan naik kapal pesiar :D

Setelah sampai di Jakarta, saya mencoba googling dengan kata kunci ‘Pantai Laguna Helau’. Saya kaget, karena minim sekali info mengenai pantai supercantik ini—hampir nggak ada malah. Syukur, deh. Nggak kebayang jika sebelumnya kami googling, mungkin kami urung ke sini. Dan mungkin juga, liburan kami nggak akan seseru kemarin :)

Berhubung liburan dadakan tanpa itinerary cukup sering kami lakukan, saya mau berbagi kiat, nih, buat Mommies.

  • Sekalinya bertemu ATM, ambil uang sebanyak-banyaknya :D jangan sampai acara makan harus dihemat-hemat atau jadi nggak bisa menikmati suatu wahana hanya karena bawa uang terlalu ngepas. Prinsip saya dan suami, kalau liburan itu nggak boleh sayang uang. Toh, nggak setiap minggu kita liburan, kan? Lagipula kalau uang yang diambil kelebihan, nanti bisa disimpan lagi.
  • Beli bubur instan aneka merek, sesekali nggak apa-apa kok, namanya juga serba dadakan :D Dan, jangan cuma terpaku dengan yang khusus bayi. Pengalaman kemarin, Ranaka menolak semua bubur instant khusus bayi, tapi malah lahap menyantap Super Bubur. Dulu, pas Rakata usianya belum satu tahun pun hanya mau menyantap oatmeal instan merek Quaker Oats.
  • Jika nggak bawa wadah dan sendok makan buat bayi, pinjam saja ke resto/hotel. Minta mangkuk/piring kecil, sendok teh, dan air panas buat menyeduh bubur. Kalau saya, lebih suka beli sendok dan wadah tertutup di minimarket, baru numpang makannya di resto. Jangan lupa, setiap selesai menyuapi bayi, langsung cuci bersih wadah dan sendoknya di wastafel, jadi bisa langsung dipakai saat jam makan berikutnya.
  • Jika belum sempat beli bubur instan, pesan jus buah saja di resto/hotel. Kalau saya, biasanya pesan dua porsi jus yang digabung ke satu gelas, lalu buahnya minta diblender tanpa tambahan gula, air, dan es batu.
  • Sambil menuju tempat tujuan, baca situasi. Apakah ada resto, minimarket, pasar, rumah sakit, klinik dokter, dll. Jadi seandainya tiba-tiba butuh sesuatu, nggak panik dan kebingungan harus nyari ke mana.
  • Semoga kiatnya bermanfaat, ya :)

    Share Article

    author

    ameeel

    http://ameeeeel.wordpress.com


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan