banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Penyakit Pencernaan: Gejala dan Penanganan

author

kirana2115 Aug 2011

Penyakit Pencernaan: Gejala dan Penanganan

Indonesia adalah negara endemik tipus (salmonella typhii), karena itu angka tes laboratorium untuk tipus (widal) orang Indonesia umumnya positif. Jadi jangan terkecoh bahwa kalo widal+ maka itu berarti sedang terinfeksi tipus, belum tentu. Tapi bisa jadi ada bakterinya yang sedang aktif dalam tubuh walau tidak membuat infeksi dan tidak menimbulkan gejala infeksi.

Ini penyebabnya adalah faktor sanitasi dan higienitas secara umum di Indonesia. Paling mudah, air minum dan air mandi/cuci piring di Indonesia pasti tidak sebersih di negara maju. Belum lagi kebiasaan mencuci tangan. Tapi poin positifnya, perut kita lebih "bandel" :D Kalau kondisi badan fit, makan di warung efeknya paling mules sedikit karena mengonsumsi makanan terlalu pedas, BAB agak lembek, begitu lewat, ya sudah. Tidak sampai terinfeksi parah sampai diare dan muntah berhari-hari.

Untuk menghindari dan meminimalisir gejala penyakit tipus akibat salmonella typhii, pastikan anak sudah diimunisasi tifoid.

O, ya, salmonella yang non-thyphoidal juga bisa ditularkan melalui hewan peliharaan, terutama jenis reptilia seperti kura-kura, ular, kadal, dan iguana.

Selain tipus, disentri dan kolera juga lumayan banyak kasusnya di Indonesia. Gejala-gejala umum penyakit akibat cemaran bahan pangan bisa timbul dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, tapi bisa juga baru muncul beberapa hari kemudian. Lama sakitnya bisa berkisar antara 1 sampai 10 hari.

Gejala umum terpapar cemaran bahan pangan di antaranya:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare berair
  • Sakit perut atau kram perut
  • Hilang nafsu makan
  • Keletihan
  • Demam
  • Pada orang dewasa yang sehat, pemulihan dari penyakit akibat cemaran bahan pangan ini hanya memerlukan istirahat dan asupan cairan yang cukup, serta menghindari obat antidiare dan muntah supaya proses pengeluaran racun tidak terhambat.

    Yang lebih berisiko bila terkena keracunan makanan adalah:

  • Anak balita dan manula, karena yang satu daya tahannya belum terbangun sempurna, sementara satunya lagi sudah melemah.
  • Orang dengan penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit kelainan kekebalan tubuh seperti AIDS.
  • Orang yang sedang menjalani kemoterapi atau terapi radiasi untuk kanker, atau baru saja menjalani transplantasi organ dan mengkonsumsi obat pencegah penolakan organ transplan juga mengurangi kekebalan tubuh.
  • Orang yang menjalani operasi untuk memperkecil lambung juga lebih mudah terkena E.Coli karena jumlah asam lambung juga ikut berkurang.
  • Kapan harus ke dokter

    Bila mengalami salah satu gejala di bawah ini, segera konsultasikan ke dokter:

  • Muntah terus-menerus lebih dari dua hari berturut-turut
  • Muntah bercampur darah
  • Tidak mampu menahan cairan dalam 24 jam tanpa muntah/diare
  • Diare berat lebih dari 3 hari
  • Ada darah pada feses
  • Sakit perut/kram perut berat
  • Tanda-tanda dehidrasi: sangat haus, mulut kering, urine sedikit atau tidak ada sama sekali, lemas berat, pusing atau kliyengan.
  • Penyakit kelumpuhan syaraf akibat racun botulinum (botulisme) yang disebabkan oleh spora Clostridium botulinum juga harus diwaspadai.

    Botulisme pada bayi penyebabnya adalah pemberian madu atau sirup jagung sebelum bayi menginjak usia satu tahun. Madu dan sirup jagung adalah jenis makanan yang tidak melalui proses pemanasan dalam pengolahannya. Jadi spora tidak mati. Untuk orang dewasa madu dan sirup jagung cukup aman karena pencernaan yang lebih sempurna. Jumlah asam lambung yang lebih banyak membantu mematikan spora. Untuk bayi, botulisme dari madu bisa berakibat fatal.

    Walau aman mengonsumsi madu atau sirup jagung, botulisme pada orang dewasa bisa dipicu makanan kaleng yang tercemar atau tidak terproses sempurna. Gejala botulisme biasanya muncul 4-36 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar.

    Gejalanya yaitu:

    Pada bayi

  • Sembelit (biasanya merupakan gejala yang paling awal)
  • Bayi terkulai, karena kelemahan otot dan kesulitan mengontrol kepala
  • Tangisan yang lemah
  • Rewel
  • Ileran karena sulit menelan
  • Kelopak mata yang sayu/seperti mengantuk
  • Kelelahan
  • Kesulitan menghisap atau minum dari botol
  • Kelumpuhan
  • Pada orang dewasa

  • Kesulitan menelan atau berbicara
  • Kelumpuhan pada dua sisi muka
  • Pandangan kabur
  • Kelopak mata yang sayu/seperti mengantuk
  • Kesulitan bernafas
  • Mual, muntah, dan kram perut
  • Kelumpuhan
  • Cara mencegah terpaparnya botulisme diantaranya:

  • Pilih makanan kaleng yang kondisinya sempurna. Tidak peyok, berkarat, atau bocor. Kaleng yang rusak berisiko isinya juga rusak.
  • Buang makanan kaleng yang rusak, berkarat, berbau, atau bocor
  • Buang makanan kaleng yang sudah kembung atau bocor. Bau dan rasa yang tidak berubah bukan pertanda tidak adanya spora.
  • Masak makanan kaleng setidaknya 10 menit sebelum disajikan.
  • Bawang putih atau bumbu lain yang direndam minyak sebaiknya disimpan di lemari es.
  • Kentang yang dipanggang berbungkus aluminium foil harus segera dimakan panas-panas. Jika tidak segera dimakan, pastikan terjaga panasnya sampai dikonsumsi, atau masuk lemari es sekalian.
  • Hindari pemberian madu dan sirup jagung pada bayi di bawah 12 bulan, termasuk sebagai campuran makanan, bubur, atau susu.
  •  

    Penanganan Botulisme

    Botulisme termasuk penyakit fatal, dapat berakibat kematian, dan penanganannya darurat. Karena itu bila ada gejala-gejala yang terjadi dicurigai botulisme, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan segera.

    Prosedur penanganan harusnya dimulai dengan tes laboratorium untuk menentukan botulisme atau bukan. Biasanya tes darah dan feses. Tapi karena menunggu hasilnya bisa cukup lama, dokter akan terlebih dahulu mencoba memompa lambung atau memberi arang aktif untuk membantu menyerap racun. Tanda-tanda vital (detak, tingkat pernafasan, tekanan darah, dan suhu) dipantau dengan ketat. Jika ada masalah pernafasan, pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan intensif dan dibantu dengan ventilator.

    Racun botulisme bisa dinetralkan dengan antitoksin. Tapi sayangnya infeksi yang terlanjur masuk ke saraf tidak bisa langsung disembuhkan. Diperlukan waktu sampai dengan setahun untuk terapi mengembalikan fungsi gerak yang dilumpuhkan botulisme. Karena itu pemberian antitoksin sebelum 72 jam sangat membantu mengurangi sebaran racun.

     

    Catatan:

    Bila dicurigai terjadi cemaran pangan, segera laporkan ke petugas kesehatan terdekat untuk mewaspadai wabah dan mencegah orang lain terpapar juga. Selain menyebutkan gejala-gejalanya, sebisa mungkin sebutkan juga apa saja yang telah dikonsumsi, dapat/beli dimana, dan kapan mulai sakit.

    sumber:

    http://www.mayoclinic.com/health/e-coli/DS01007

    http://www.mayoclinic.com/health/first-aid-food-borne-illness/FA00043

    http://www.mayoclinic.com/health/food-poisoning/DS00981

    http://medicastore.com/penyakit/3258/Botulisme.html

     

     

    Share Article

    author

    kirana21

    FD/MD resident


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan