banner-detik
ETC

Tale of the Kick Ass Mommies

author

nenglita01 Mar 2010

Tale of the Kick Ass Mommies

Tidak semua perempuan dilahirkan dengan naluri keibuan. Eh, minimal naluri keperempuanan deh! Macam memasak, dandan, atau mengurus rumah. Untuk sebagian perempuan, hal-hal seperti itu mereka lakukan secara alamiah, bahkan mungkin sejak kecil. Tetapi untuk beberapa perempuan lain, mereka justru lebih akrab dan merasa nyaman dengan hal-hal yang 'cowok banget'. Nah, dengan naluri keperempuanan yang minimalis ini, bisa dikatakan kemudian banyak yang meragukan mereka saat punya anak. Setidaknya banyak yang meragukan saya, hehehe.

Tapi ternyata eh ternyata, naluri keibuan di cewek-cewek tomboy itu tetap ada dan akan muncul loh! Cerita singkat, saya dulu kerap dipanggil ‘cewek ganteng’ sama teman-teman kerja. Bahkan jaman SMA, teman-teman se-gank saya bilang “yang membedakan lo dengan kita, elo haid dan kita nggak”. Yup, se-gank 9 orang, saya doang yang perempuan.

Makanya baik teman-teman SMA ataupun teman-teman kerja, banyak yang nggak percaya ketika saya hamil bisa berhenti merokok, hidup sehatlah pokoknya! Dan saya berhasil menyusui secara eksklusif bahkan MPasi saya masak sendiri! Semuanya kaget!

Saya nggak sendirian. Ada beberapa mommies sahabat saya yang ‘senasib’. Tia Hendani, ibu dari Fadhil Shabran Abizar (7 tahun),  Ingrid Nadya ibunda dari Rascha Adrian ( 2 bulan)  dan Mike Loppies ibu dari Heaven Andante Loppies ( 2,5 tahun) akan berbagi kehidupan mereka yang berubah setelah hadirnya para malaikat kecil kecil tersebut.

Hai, kalian bekerja di bidang apa sih dan certain dikit dong kerjanya seperti apa?

Tia:

“Gue di bidang produksi TV yang jam kerjanya nggak jelas. Bisa seharian nggak ada kerjaan, tapi nggak jarang 3 hari nggak pulang karena persiapan syuting atau pasca produksi”

Mike:

“Gue di Advertising. Advertising itu kerjaannya ya bikin iklan. Biasanya, setelah dapet brief dari klien, agency akan ngasih usulan konsep komunikasinya, baik dari sisi kreatif maupun strategi media. Turunannya bisa berupa iklan cetak di majalah/koran/tabloid, iklan TV, radio, online media, activation, brosur, banner, billboard, dan seterusnya. Basically, it's fun! Apalagi karena gue bisa kerja dengan outfit yang sama dengan outfit 'main'. Kan enak ga harus keluar duit lebih buat beli baju ngantor hehe..  “

Ingrid:

“Sebelum punya anak, gue kerja sbg freelance stylist buat acara TV, iklan dan personal. Kadang-kadang jadi model buat pemotretan. Gue sempet kerja sebagai fashion coordinator di salah satu TV kabel dan sebagai fashion stylist untuk beberapa media elektronik dan cetak”

Ceritain dong kehidupan masa lajang kalian gimana?

Tia:

“Sebelum menikah gue sangat "petualang" dan sering kali menantang bahaya. Pernah saking penasarannya sengaja naik di atas kereta hanya karena pengen tau, rasanya kaya apa sih naik kereta di atapnya! Dan yang lucu, ketika kereta berhenti, gue nggak bisa turun! Panik, sampai orang-orang  yang ada dibawah pada teriak  "Woooyy..., turuuunn ! Keretanya mau jalan lagi, cepetan!” Gue makin panik, semua orang berusaha nolong gue dan begitu berhasil turun orang-orang pada bertepuk tangan. “

“Dulu aku nekad datang ke Jakarta, nggak sengaja temenku nawarin aku jadi assisten kostum, sebelumnya aku kerja di salah satu brand lokal pakaian kerja wanita. Dulu waktu aku kerja di sana memang dateng ke Jakarta rutin, dalam seminggu 3 hari di Jakarta, sisanya di bandung. Saking senengnya dapet tawaran itu, aku nggak pake mikir, sampe mungkin bisa dikatakan nekad, secara aku nggak punya saudara di Jakarta. Akhirnya aku mulai bekerja dan tinggal di tempat teman sesama orang bandung. Kemudian studio shooting kita pindah ke daerah Sunter yang jauh dari tempat temenku. Dari sana mulai sangat terasa "Gila ya, ternyata cari uang di Jakarta emang nggak gampang" Selama di studio Sunter aku nggak punya tempat tinggal. Aku meninggali sebuah gudang pakaian di studio dan pada saat itu aku satu-satunya perempuan yang menginap di kantor. Bahkan aku sempat mengalami nggak makan selama tiga hari. Tapi anehnya, pada saat itu aku sama sekali nggak merasa menderita."

Mike:

“Ngantor sampe malem, itu pasti. Mungkin kalau dirata-rata, gue pulang kantor itu selalu jam 10-11 malem. Tapi karena gue seneng kerja di bidang ini, nggak terlalu kerasa berat menjalaninya. It's like doing your hobby, PLUS you get paid doing it. Great, huh? :D

Kalo kebetulan bisa pulang cepet, bukan berarti gue sampe rumah cepet juga sih hehe. Dulu, gue hobi banget main billiard, seminggu bisa tiga kali. Kalo weekend sih gue seringnya berwisata kuliner sama temen-temen gue, terus lanjut nongkrong di satu tempat untuk ngopi-ngopi aja, karaoke, atau main UNO dan Cranium. Setelah nikah pun nggakberubah! Tetep sering lembur, tetep jalan-jalan, tapi bedanya suami gue ikut kalo gue jalan sama temen-temen gue atau gantian gue yang ikut dia sama temen-temennya”

Nah, setelah tau hamil, berubah nggak gaya hidupnya?

Ingrid:

“Gue baru sadar hamil pas usia kandungan gue masuk bln ke-5 dan gue masih santai-santai aja. Masih pergi sama temen-teman, masih keluar-keluar malam, masih ke rave party, bahkan masih ngerokok dan minum! Gue bener-bener berhenti pas masuk bulan ke 8 dan mengurangi gaya 'hedon' gue.

Mungkin orang-orang mikirnya i’m such a bad mom, tapi ini semua mungkin karena gue memang nggak berencana hamil dan sempat ketakutan. Tapi pas merasakan janinnya bergerak di dalam perut itu bener-bener nggak bisa digambarkan dengan kata-kata. Benar-benar amazing! Sempet merasa sebel juga semacam pre baby blues, tapi untung ada support teman-teman dan keluarga.”

Mike:

“Berhenti ngerokok itu pasti. Keluar malem? Nggak berhenti total sih, tapi diperjarang. Gue bahkan pernah lembur sampe jam 5 pagi waktu ada pitching gede-gedean yang ngelibatin beberapa tim di kantor lama gue. Gue juga masih suka main billiard sampe hamil 5 bulan, setelah itu stop karena perut udah ganjel dan membatasi maneuver :)

Mengenai rokok nih, sebelum hamil, gue pernah mikir. Bisa nggak ya gue berhenti ngerokok?  Sempet panik juga tuh ngebayangin kebeteannya. Tapi ajaibnya, begitu tau gue hamil, ternyata sama sekali nggak berat buat behrenti. Benar-benar nggak kepengen malah. “

Tia:

“Yang pasti otomatis berhenti merokok begitu tau gue hamil. Tapi gue tetap kerja seperti biasa, tinggal berjauhan sama suami. Sampe pernah di kost mati lampu, mana sendirian berasanya sepii banget! Baru tuh nangis sekali-kalinya selama hamil dan nggak kuat, akhirnya ngerokok sebatang! Hehehe

But overall, buat gue masa hamil adalah masa tersehat, terbahagia dalam hidup gue. Nggak ngalamin mabok,  ngidam, nggak gampang ngantuk dan happy selalu. Gue salah satu ibu yang beruntung :)

Oh iya, sampai udah bulannya melahirkan, gue masih syuting. Jabatannya waktu itu jadi floor director untuk sebuah kuis. Floor director itu tugasnya perpanjangan tangan sutradara di lapangan, jadi gue harus membuat suasana syuting semarak sampe lompat-lompatan segala! Yang ngeliatin pada ngilu, gue-nya nggak sadar, hehehe”

Menjadi seorang ibu pasti nggak pernah kebayang buat kalian akan seperti apa. Certain dong, amazing moment untuk para rock and roll mom ini?

Mike:

“Banyak banget! Antara lain ketika pertama kali USG, denger detak jantung si bayi meskipun bentuknya belum keliatan. Duh, itu bikin gue berkaca-kaca! Dan waktu pertama kali cium anak gue, right after giving birth. Akhirnya, ketemu muka dengan mahluk yang selama ini suka nendangin dan joget-joget di perut gue! Hihihi Sayangnya gue belum banyak tahu tentang IMD, jadi nggak ngalamin itu waktu melahirkan Dante. Ini janji gue buat adiknya Dante nanti.

Terus momen berkesan lainnya adalah waktu sukses ASIX, meskipun perjalanannya nggak gampang gara-gara awalnya sempet diragukan orang-orang deket gue. Maklumlah, track record gue gimana, hehehe. Nah yang sekarang sedang gue alamin, kalau lagi cape abis pulang kantor, sampe rumah langsung disambut teriakan Dante, bahkan ketika pintu belum dibuka,  Dante langsung meluk dan nyiumin gue. Surga!”

Tia:

“Ketika menyusui dan ngeliat bibir sama mimik mukanya. Duh, sampe sekarang Fadhil udah berumur 7 tahun, gue masih nggak bisa lupa mukanya kalo nenen!”

Ingrid:

“Gue ngelahirin normal, mulai dari mules-mules pembukaan, sampai proses melahirkan bener-bener nggak bisa gue lupain. Apalagi pas Rashca baru keluar, kalo kata oma gue serasa di surga dan bener! Rasanya melebihi apapun.”

Ketika menjadi ibu, secuek-cueknya kalian, pasti ada batasan-batasan tertentu akan segala hal. Kalian keberatan nggak sih dengan itu?

Mike:

“Beratnya adalah ketika gue harus nolak ajakan temen-temen gue untuk nongkrong, apalagi karena cukup banyak temen gue yang belum nikah dan punya anak. Jadi mungkin mereka juga belum bisa paham alesan gue ya :)

Clubbing sih memang dari dulu gue nggak terlalu suka. Paling cuma kalau ada acara post party setelah advertising award announcement (Citra Pariwara). Setelah Dante nggak ASI lagi, gue baru bisa 'agak' bebas kalo mau datang ke acara, meskipun tetap sih, rasanya sedih kalo sampai rumah gak disambut pelukan Dante karena dia udah tidur.

Satu lagi, ada perjanjian nggak tertulis sama suami gue, bahwa weekend itu buat keluarga.”

Ingrid:

“Kalau keberatan sih nggak sama sekali, dengan ada Rash malah jadi ada tanggung jawab baru. Gue memang udah nggak bisa sebebas dan sehedon dulu lagi. Tapi gue masih bisa pergi sama teman-teman untuk lunch.  Lagian belum tega ninggalin Rash sendirian, being with him all the time ngalahin semua keingan gue yg lainnya.

Kalau menurut orang-orang sekitar sih sekarang gue lebih dewasa, lebih kalem, lebih bertanggung jawab. Apalagi gue single parent, so I have to be both a mom and dad. I just want nothing but the best for my baby.”

Tia:

“Hmm, jujur kadang kangen sama masa-masa single, tapi gimanapun lebih seru punya anak! Aku bangga jadi IBU..”

Nah, siapa bilang perempuan cuek, tomboy, “gokil”, workaholic, dan lain-lain nggak bisa jadi ibu yang baik? :)

Share Article

author

nenglita

Rock n Roll Mommy


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan