banner-detik
YUMMY MOMMIES

Sarah Sechan; Memilih Sekolah Untuk Anak

author

Hanzky29 Jan 2010

Sarah Sechan; Memilih Sekolah Untuk Anak

Tahun ajaran baru memang masih lima bulan lagi mulainya. Tapi bukan berarti kita bisa santai santai dalam mencari sekolah untuk anak. Buktinya, sudah ada beberapa sekolah yang mempunyai daftar waiting list! karena pendaftaran sudah dibuka dari bulan Oktober lalu.

Banyaknya tipe sekolah yang ada bisa jadi malah memusingkan untuk kita.  Pilih yang mana ya...Sekolah Negri? Swasta? Bilingual? International? British Curriculum?  Sekolah Unggulan atau IB Certified? Huh, apa pula itu SD Imbas dan SD Inti?

Pastinya sih, setiap orang tua punya pertimbangannya sendiri dalam memilih sekolah untuk anaknya. Trend yang terjadi belakangan ini adalah banyaknya sekolah baru yang  menawarkan program dwibahasa. Dengan biaya yang tidak murah tentunya. Memang betul, lancar berbahasa Inggris itu perlu, tetapi seberapa perlunya kah sampai kita harus merogoh kocek lebih dalam lagi?

Ada Supply tentu karena ada demand.  Memang banyak sekali para ibu yang ingin mendaftarkan anaknya ke sekolah yang menawarkan program dwibahasa. Tapi diluar dugaan, ternyata tidak sedikit juga yang kurang tertarik dengan alasannya masing-masing.

Salah satu public figure favorit kami, Sarah Sechan, justru  memilih untuk mendaftarkan anaknya, Rajata, 6 tahun,  ke sekolah yang hanya menerapkan bahasa Indonesia.  Padahal Sarah dibesarkan di luar negri dan sudah sangat terbiasa untuk berbicara dengan bahasa Inggris. Diantara kesibukannya, Sarah meluangkan waktu untuk berbagi cerita tentang pedomannya dalam memilih sekolah untuk Rajata.

Penasaran dengan pendapatnya? Mari kita baca hasil wawancara kecil kecilan berikut ini:

Bahasa nasional itu penting:

Saya dan suami memutuskan untuk mencari sekolah yang full Indonesia dan mengikuti kurikulum nasional karena kami merasa penting sekali untuk Rajata bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari kecil kami tidak pernah membiasakan Rajata berbahasa 'bayi', misalnya 'mamam' untuk kata makan. Kami ingin seterusnya begitu, Rajata bisa menguasai bahasa ibu dengan baik; bisa menulis, membaca, dan komunikasi dengan bagus. Maunya Rajata bisa 'ngobrol' dengan berbagai lapisan masyarakat, dan realitanya tidak semua lapisan mampu berbahasa asing. Saya rasa masih banyak waktu untuk Rajata belajar bahasa asing. Di sekolah nasional pun anak diajarkan bahasa Inggris, dan anak juga bisa belajar dari banyak media. Saya lihat banyak anak-anak sekarang sekolah di sekolah internasional, bicara sama orang tua dengan bahasa Inggris memanggil orang tua dengan "Mommy daddy", tapi tidak bisa menulis atau membaca dengan bahasa Indonesia. Kita tinggal di mana?

Bahasa Inggris tetap diperlukan:

Saya setuju anak bisa menyerap bahasa dengan mudah saat kecil, saya juga setuju anak-anak diajarkan bahasa asing. Di rumah pun kami biasa sedikit-sedikit berbahasa Inggris ke Rajata, apalagi saya lama di luar Indonesia dan seringkali 'berpikir' dengan bahasa Inggris. Tapi saya ingin Rajata menguasai betul bahasa ibu, dan ini bisa dicapai dengan dia bersekolah di sekolah nasional. Saya bicara lebih banyak bahasa Indonesia, tapi kadang akan keluar bahasa Inggris (karena kebiasaan). Suami saya bicara sepenuhnya bahasa Indonesia, bahkan setiap Rajata panggil ayahnya, akan dijawab dengan "dalem..". Tapi setiap malam sebelum tidur kami biasakan baca buku bahasa Indonesia atau Inggris untuk Rajata.

Tentang biaya sekolah:

Dalam memilih sekolah kami juga tidak mau yang mahal 'nggak keruan'. Kami ingin memberi Rajata pendidikan bagus tapi juga masuk akal untuk 'kantong' keluarga. Kami lebih memilih untuk menabung sekarang, nanti kalau tiba saatnya Rajata diperlukan untuk berbahasa asing, kami ingin dia sekalian merasakan sekolah di luar Indonesia. Bukan cuma untuk sekedar belajar bahasa, tapi juga untuk membuka wawasan. Saya ingin anak saya punya wawasan luas, belajar tentang tempat lain, jadi lebih mandiri, dan to be well-travelled. Jadi bukan cuma bisa bahasa, tapi pikiran juga global/tidak sempit. Untuk saat ini Rajata sering tanya tentang arti suatu kata dalam bahasa Inggris, dia juga dapat pelajaran itu di sekolah. Sebisa mungkin kami mengajarkan berbahasa Inggris yang baik dan benar. Bagi saya itu sudah cukup untuk sekarang.

Sekolah pilihan:

Sekolah yang akhirnya menjadi pilihan kami adalah sekolah yang menggunakan bahasa Indonesia sepenuhnya, tapi alasannya bukan karena sekolah itu sudah established/sudah lama berdiri. Sekolah pilihan kami justru baru, tapi kami suka dengan cara guru mengajar, yang menggunakan sistem active learning. Sekeliling sekolah juga masih banyak 'hijau'nya - rumput, pohon, tanaman, dll.

Alhamdullillah sudah dapat sekolah SD untuk Rajata. Saya juga sudah ajak dia ke sana dan dia bilang suka sama sekolahnya, karena banyak pohon, halaman dengan rumput dia bisa lari-lari, dan ada bajing :)

Pertimbangan lainnya dalam memilih sekolah:

Selain soal penggunaan bahasa, yang jadi pertimbangan adalah biaya, lingkungan, jarak (karena selama Rajata masih mau, saya memutuskan untuk antar jemput Rajata tanpa supir), dan kualitas/cara mengajar guru.

Yang paling penting kan anak kita akan menikmati waktunya di sekolah itu. Yang jadi pertimbangan juga saya nggak mau Rajata nanti merasa nggak enjoy di sekolah. Saya ingat waktu sekolah dulu saya menikmati sekali, sistem belajar di luar memang beda banget, mungkin itu salah satu alasan banyak orang tua memilih sekolah internasional untuk anaknya ya...

----------------

Terima kasih Sarah untuk waktu dan sharingnya. Setuju sekali bahwa anak juga harus dilibatkan dalam memilih sekolah dan kita sebagai orang tua harus mendengarkan pendapatnya. Karena mereka  yang akan menjalaninya setiap hari, selama enam tahun (untuk SD). Lamanya waktu yang harus ditempuh pada jenjang sekolah dasar menjadikannya landasan yang sangat penting untuk kesuksesan akademik anak ditahap berikutnya.

Share Article

author

Hanzky

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan